Kisah ku di hari ini mudah2han menjadi pertanda baik untuk kedepan. Sebuah rencana yg tertunda semoga menjadi pertanda baik bagi keluarga. Aku mencoba menata hari kembali dengan sekeranjang bait keyakinan bahwa hari esok akan menjadi hari bersejarah setiap insan. Kutuliskan namaku di batu cadas yang berkapur mengharapkan untuk abadi.
Tapi ku yakin itu tak mungkin, sejenak ku menengadah mengharap akan datngnya hujan membasahi hati yang sedang gersang. Aku termenung di sudut jalan persimpangan mengharapkan akan jalan yang lurus membentang. Tak ku temukan sebait kata tentang penyesalan. Ku pejamkan mata, dan tanpa sadar tanganku mulai merepas dada yang semakin terasa sakit.
Nafasku pun tersengal2 ketika sakit itu kian menyiksa. tubuhku gemetar seluruh nadi mulai terhenti ketika raga mulai mengiris untuk pergi. Akupun mulai berselubung rasa ketakutan gelap tatap terasa hati mulai bergejolak ngeri siksa. Aku terheyak bergemuruh jantung berdetak kencang ketika sentuhan itu membangunkan mimpiku di tengah jalan.
Tapi ku yakin itu tak mungkin, sejenak ku menengadah mengharap akan datngnya hujan membasahi hati yang sedang gersang. Aku termenung di sudut jalan persimpangan mengharapkan akan jalan yang lurus membentang. Tak ku temukan sebait kata tentang penyesalan. Ku pejamkan mata, dan tanpa sadar tanganku mulai merepas dada yang semakin terasa sakit.
Nafasku pun tersengal2 ketika sakit itu kian menyiksa. tubuhku gemetar seluruh nadi mulai terhenti ketika raga mulai mengiris untuk pergi. Akupun mulai berselubung rasa ketakutan gelap tatap terasa hati mulai bergejolak ngeri siksa. Aku terheyak bergemuruh jantung berdetak kencang ketika sentuhan itu membangunkan mimpiku di tengah jalan.
No comments:
Post a Comment