Saturday, February 27, 2010

Pie Cokelat Ganache


PADA berbagai jamuan cocktail, pie seringkali dihadirkan. Bentuknya yang mungil dan biasanya dikreasikan sangat cantik, tentu mengundang selera makan. Tapi jangan remehkan bentuknya, sebab pie juga penuh nutrisi karena tambahan bahan lain di dalamnya, seperti buah-buahan dan cokelat.



Bahan: 125 gram mentega
75 gram gula halus
1 kuning telur
250 gram tepung terigu

Ganache:
200 gram dark cooking chocolate, potong-potong
100 ml krim kental

Cara Membuat:
1. Siapkan cetakan pie, olesi dengan margarin, sisihkan.
2. Pie: kocok mentega dan gula halus hingga lembut. Masukkan kuning telur, kocok hingga rata. Masukkan tepung terigu, aduk rata.
3. Giling adonan lalu letakkan dalam cetakan pie, ratakan dan rapikan.
4. Tusuk-tusuk dengan garpu lalu panggang dalam oven dengan suhu 180 derajat Celcius selama 25 menit hingga matang. Angkat lalu keluarkan dari cetakan.
5. Ganache: panaskan krim kental, matikan api, lalu masukkan potongan cokelat, aduk hingga rata. Angkat dan dinginkan.
6. Masukkan ganache ke dalam plastik segitiga lalu semprotkan ke dalam pie. Sajikan. (okezone)

Pie Strawberry


BUAH stroberi menjadi kesukaan banyak orang. Rasanya yang asam-manis mengundang selera lidah untuk terus mengunyah. Belum lagi kandungan vitaminnya yang bagus untuk kesehatan tubuh. Tak heran jika stroberi menjadi bahan tambahan berbagai penganan, apalagi camilan untuk anak. Buah hati pasti tak akan menolak kalau Anda memberinya es krim atau biskuit stroberi. Bagaimana kalau pekan ini Anda menyajikan pie stroberi untuk menemani waktu libur buah hati?


Bahan Kulit:
125 gram mentega
75 gram gula halus
1 kuning telur
250 gram tepung terigu

Isi:
100 gram whipping cream
200 ml susu cair dingin
100 gram selai strawberry

Topping:
Strawberry secukupnya.

Cara Membuat:
1. Siapkan cetakan pie, olesi dengan margarin. Sisihkan.
2. Kocok mentega dan gula halus hingga lembut. Masukkan kuning telur, kocok hingga rata.
3. Masukkan tepung terigu, aduk hingga rata. Giling adonan pie lalu cetak. Ratakan adonan pie dalam cetakannya. Tusuk-tusuk dengan garpu lalu panggang dalam oven 180 derajat Celcius selama 25 menit hingga matang. Angkat dan dinginkan.
4. Isi: kocok whipping cream dan susu cair hingga mengental, masukkan selai strawberry, aduk hingga rata.
5. Masukkan adonan isi ke dalam plastik segitiga, lalu semprotkan ke dalam pie, hias atasnya dengan potongan strawberry. Sajikan.

Resep disarikan dari buku "Pie Lezat ala Cake & Coffee Shop" oleh Yeni Ismayani. (okezone)

Friday, February 26, 2010

Pilih Mana??


D3

kelebihan:

1. Waktu kuliahnya cuman 3 tahun dan kuliahnya lebih cepat dari S1.
2. Lebih banyak diberikan latihan praktik dibanding teori.
3. Tugas akhir untuk kelulusanpun tidak seribet kayak S1.
4. Lebih dipersiapkan untuk cepat dapat pekerjaan karena bekal ketrampilan dan praktek yang jauh lebih banyak

kekurangan:

1. Hanya mendapat sertifikat diploma, bukan gelar
2. Kalau melamar pekerjaan, harus bersaing cukup ketat dengan lulusan s1 yang kemungkinan lebih didahulukan.
3. Tidak semua jurusan membuka D3.
4. Untuk mendapat gelar S1 harus melanjutkan kuliah lagi dan bisa memakan waktu lebih lama dibanding program sarjana.


S1

kelebihan:

1.Dapat materi dan teori yang lebih lengkap dari d3.
2.kalau sudah lulus punya gelar sarjana
3. Bisa langsung melanjutkan kuliah S2 yang lebih memperdalam bidang studi yang kita inginkan.
4. Bisa memilih jurusan S2 yang berbeda dengan S1 kita.
5. Kalau melamar pekerjaan biasanya didahulukan dari pada D3 dan bisa melamar lowongan pekerjaan yang syaratnya D3.


Kekurangan:

1.Waktu kuliah yang cenderyng lebih lama dari D3.
2 Syarat kelulusan harus dengan penelitian yang mendalam, jadi lebih rumit dibandingkan D3.
3. karena waktu kuliah lebih lama, biasanya biayanya lebih besar dibandingkan D3.


JADI PILIH MANA??!.

Kampus Impian



Masuk Universitas Harvard Kian Sulit


Siapa sih yang gak mau kuliah di Harvard?
Kampus ini kan kampus terbaik pertama di dunia.. Wow . !!

Boston (ANTARA News) - Masuk ke Harvard University, salah satu perguruan tinggi pilihan di Amerika Serikat (AS), semakin sulit, menyusul pecahnya rekor pendaftar yang didorong adanya tawaran baru bantuan keuangan pada mahasiswa.

Ivy League (lembaga yang terdiri dari beberapa universitas di timur-laut AS), Selasa, menyebutkan ada 1.948 mahasiswa diterima untuk tahun akademik baru yang akan dimulai September. Mereka lulus dari saringan yang diikuti 27.462 calon mahasiswa.

Panitia penerimaan Harvard memangkas tingkat penerimaan dari menjadi 7,1 persen, dari angka sembilan persen pada tahun lalu. Hal tersebut merupakan rekor terendah di universitas berumur 372 tahun yang berdiri di Massachusetts, di seberang Charles River dari Boston.

Lamaran mulai membanjir pada akhir tahun lalu setelah Harvard berikrar akan mengurangi ongkos kuliah agar lebih terjangkau bagi keluarga menengah. Harvard adalah universitas terkaya di AS.

Harvard, yang punya bantuan 35 miliar dolar, mengumumkan akan mengeluarkan dana hingga 120 juta dolar setiap tahun agar para orangtua mahasiswa yang berpenghasilan tidak lebih dari 180 ribu dolar per tahun, hanya perlu mengeluarkan maksimal 10 persen saja dari jumlah tersebut untuk biaya kuliah per tahun.

Mahasiswa dengan orangtua yang penghasilan per tahunnya tidak lebih dari 60 ribu dolar, tidak perlu membayar uang kuliah di kampus yang sudah meluluskan mantan Presiden John Kennedy, peraih Nobel Perdamaian dan mantan wakil presiden, Al Gore, serta seorang penulis puisi, T.S. Eliot.

Saat ini biaya kuliah adalah 47.215 dolar, termasuk kamar, makanan dan ongkos pelayanan.

Lembaga pendidikan elit lainnya dengan cepat mengikuti Harvard, seiring naiknya biaya kuliah di perguruan tinggi negeri maupun swasta di AS.

Kenaikan biaya kuliah tersebut mencapai lebih dari dua kali lipat tingkat inflasi pada tahun lalu, ungkap lembaga nirlaba College Board.

Paket yang lebih terjangkau itu justru membuat masuk Harvard lebih sulit dan panitia penerimaan mengurangi mahasiswa baru hingga 110 kursi dibanding tahun lalu.

Harvard mengemukakan lebih dari setengah mahasiswa yang mendaftar pada tahun lalu adalah perempuan dan 18,5 persen di antaranya berlatar belakang Asia dan 11 persen Afrika. Tahun lalu, untuk pertama kalinya Harvard mengangkat perempuan sebagai rektor, demikian laporan Reuters.

Cara Asyik Dapat Beasiswa



Oi bangun oi ! Beasiswa itu bukan cuma mimpi ! Dengan usaha keras, kita bisa kok mewujudkan impian kuliah di dalam atau di luar negeri dengan beasiswa.

Caranya?
  1. Mulai sekarang, main internet jangan cuma buka Facebook atau Twitter, tapi coba deh buka situs-situs beasiswa dalam dan luar negeri. Cari di google lalu ketik si di search engine'nya, beasiswa atau scholarship
  2. Kalau kita sudah tertarik sma salah satu beasiswa, coba hubungi pihak universitas tersebut atau hubungi lembaga yang menanganinya di kota kita. Enggak apa-apa kok kalau kita sekedar bertanya atau pengen tahu info lebih dalam
  3. Kalau sudah yakin dengan pilihan beasiswa kita, download formulir yang biasanya sudah tersedia di website universitas itu atau langsung datang ke universitasnya
  4. Perhatikan dan pahami syarat-syaratnya dengan baik, supaya enggak ada yang terlewat kalau kita sudah memberikan permohonan beasiswa nantinya
  5. Hayoo kita ubah diri kita supaya bisa memennuhi syarat (misalnya dengan rajin les bahasa Inggris lagi supaya tes TOEFL bisa sesuai dengan syarat yang diajukan
  6. Ikut milis tentang info beasiswa. Di sini banyak orang bertukar info soal beasiswa. Lumayan buat tips tambahan.
  7. Enggak ada salahnya kalau kita sudah punya tujuan negara tertentu yang tidak berbahasa pengetahuan, pasti bisa bikin kita jadi semangat dan enggak sabar untuk kuliah di sana
  8. Beruntunglah kalau sekarang kita gampang mencari teman lewat Facebook, Twitter, atau My Space. Cari saja teman yang tinggal di negara atau kota yang kita tuju untuk beasiswa. Siapa tahu, kita justru tahu lebih lengkap dibandingkan sekedar tahu info dari internet
  9. Jangan pernah nyerah . Kalau belum ketrerima, coba dan coba lagi. Banyak kok pelajar yang baru diterima setelah beberapa kali apply
Syaratnya ?
  1. Nilai TOEFL lebih dari 550 atau nilai IELTS 6.0
  2. TErmasuk dalam ranking 10 besar saat duduk di kelas 3 SMA
  3. SElain kemampuan baik di bidang akademis, pengalaman berorganisasi dan kemampuan lain yang kita punya pun bisa jadi nilai plus lho !
  4. Kalau beasiswa luar negeri, biasanya tiap negara punya syarat khusus. Misalkan saja di Jepang syaratnya mampu berbahasa JEpang.
  5. Legalisir ijazah dan dokumen lainnya
  6. Buat beasiswa luar negeri, jangan lupa urus paspor kalau belum punya
Cari di Sini !

www.beasiswa.blogspot.com
www.bursabeasiswa.com
www.aminef.or.id
www.adshakarta.or.id
www.atmajaya.ac.id
www.tarumanegara.ac.id
www.trisakti.ac.id
www.uty.ac.id

Terbanyak Kedua di Belanda


JAKARTA, undip.ac.id
Jumlah mahasiswa Indonesia di Belanda terbanyak kedua setelah China untuk kelompok mahasiswa Asia yang belajar di negara tersebut.

Hal itu diungkapkan Ariono Hadipuro, staf Education Promotion Nuffic, organisasi Belanda yang berkonsentrasi pada kerja sama internasional di bidang pendidikan tinggi, kemarin.

Dia menjelaskan, berdasarkan data Nuffic tahun ajaran 2008-2009, Indonesia berada di posisi kedua dengan jumlah 1.350 mahasiswa, setelah China yang jumlah mahasiswanya mencapai 5.000 orang, disusul India (550), Korea Selatan (450), dan Vietnam (450).

Dari data itu, tercatat 601.896 mahasiswa belajar di berbagai institusi pendidikan tinggi di Belanda dengan 12,6 persen di antaranya adalah mahasiswa asing. Program bachelor masih merupakan bagian terbesar dari studi yang digeluti mahasiswa internasional yakni 77 persen, diikuti program master 22 persen.

Lebih lanjut Ariono menjelaskan, sejalan dengan kebijakan internasionalisasi pendidikan tinggi di Belanda, jumlah mahasiswa asing yang menempuh studi di Negeri Kincir Angin itu cenderung meningkat dalam tiga tahun terakhir.

Dibandingkan tahun ajaran sebelumnya, data Nuffic Neso Indonesia menyebutkan adanya peningkatan 42 persen untuk jumlah mahasiswa asing di Belanda atau sebanyak 76.000 orang untuk tahun ajaran 2008-2009.

Untuk pilihan program studi favorit bagi mahasiswa asing di Belanda adalah ekonomi dan bisnis, ilmu sosial, teknik, budaya, dan bahasa. Sedangkan untuk pilihan universitas, Universitas Maastricht menempati posisi pertama sebagai universitas terbanyak menerima mahasiswa asing, diikuti Universitas Fontys, Universitas Saxion, Universitas HAN, dan Universitas Teknologi Delft.

AKU TIDAK LULUS UN !!


Apakah Depresi?
Stres dan depresi itu berbeda. Menurut psikolog Eastwood Atwater dan Karen Grover Duffy dalam bukunya, Psychology for Living, stres adalah respon yang kita munculkan pada keadaan yang tidak nyaman. Dalam buku tersebut juga dikatakan, bahwa depresi adalah kondisi mood yang ditandai dengan rasa sedih, tertekan dan merasa tidak berdaya. Kondisi ini berulang dan berlangsung lama. Jadi bila stres tidak segera teratasi akan menjadi depresi.
Contoh: kegagalan pada saat ujian, membuat kita merasa sedih berkepanjangan, tidak mau aktif lagi dan rasanya ingin bunuh diri.

Waspada!
Jika seseorang mengalami 5 dari 9 ciri-ciri berikiut ini, berarti dia mengalami depresi.
1. Mood-nya dalam keadaan tertekan, sedih berkepanjangan, dan adanya perasaan kosong.
2. Minat kita untuk melakuakn aktifitas jadi berkurang, padahal biasanya kita aktif.
3. Berat badan bertambah atau turun, sebanyak 5%dari berat badan semula
4. Pola tidur kita berubah. Susah tidur (insomnia) atau kebanyakan tidur.
5. Kondisi tubuh menjadi cepat lelah dan merasa tidak berenergi.
6. Kita merasa tidak berguna dan tidak berharga.
7. Sulit berkonsentrasi dan menjadi lamban dalam berpikir.
9. Muncul keinginan untuk bunuh diri.

Harus Bagaimana??
Cara-cara berikut mungkin dapat membantu.
1.ubah cara kita memandang suatu masalah. Biasanya saat sedang depresi, kita merasa seperti mempunyai masalah yang terberat sedunia. Padahal sebenarnya tidak!. Tanamkan pada diri bahwa kita dapat mengatasi masalah tersebut. Mungkin saat ini kita tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut, tapi ingat setiap masalah ada jalan keluarnya!..
2. Kita merasa terlalu terbebani dengan masalah. Padahal masih ada orang yang dapat membantu kita. Kita kan bisa mencurahkannya ke Guru kita, Orangtua kita, Teman kita, atau yang lain. sehingga kita dapat sudut pandang yang berbeda dan kita dapat meringankan beban kita. "you're not alone, dab!".
3. Jangan pernah berpikiran negatif. Tindakan seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi malah menambah masalah baru. Bila kita pernah mengalami seperti itu, coba deh isi hari kita dengan aktifitas yang berbeda. Misal, kalo kita tidak biasa olahraga kita berolahraga. Ketika kita berolahraga tubuh kita mengeluarkan zat-zat tertentu, yang membuat toleransi saat menghadapi stres terlalu berat.
4. Kalau selama ini kita memang jarang beribadah. Mulailah beribadah dan meminta petunjuk kepada Allah SWT.
5. Kita bisa membaca buku-buku penyelesaian masalah. Lumayan kan kita bisa menyelesaikan masalah dengan alternatif-alternatif yang terdapat didalamnya.
6. Cari hiburan untuk diri sendiri, yang bisa membuat kita bahagia dan tertawa. Jika merasa bahagia kita pasti akan memandang masalah menjadi sebuah hal yang mudah. Baca saja komik-komik lucu, nonton film-film komedi, menonton film kartun humor, dll.
7. Jika, masalah belum bisa terselesaikan dan masih terasa terlalu berat. Kita dapat berkonsultasi ke psikolog.

Cuma Mitos !



MITOS#1
JURUSAN SOSIAL ENGGAK PUNYA MATA KULIAH EKSAK. BEBAS DARI PELAJARAN MATEMATIKA JUGA

FAKTA :
Siapa bilang bebas dari pelajaran eksak? Hampir semua jurusan sosilal punya mata kuliah statistika. Ini pelajaran serupa matematika. Selain itu, fakultas psikologi punya mata kuliah psikolog faal yang mirip biologi.
MITOS#2 CEWEK MASUK FAKULTAS TEKNIK? GAK BAAKAL MAMPU DEH !

FAKTA :
Enggak semua fakultas teknik berat untuk cewek kok. Fakultas arsitektur buktinya banyak dimasuki oleh cewek. Jangan langsung berfikir kalau kata teknik cuma mengacu pada jurusan mesin aja.

MITOS#3 LULUSAN FAKULTAS ILMU POLITIK CUMA BISA KERJA DI BIDANG PEMERINTAHAN

FAKTA :
Mungkin kata 'menteri' langsung terpikirkan oleh kita kalau mendengar fakultas ilmu politik. Tapi enggak juga lho. Lulusan fakultas ini juga bisa bekerja sebagai peneliti, konsultan, atau kerja di Lembaga Swadaya Masyarakat. Pokoknya semua bidang yang membutuhkan pengetahuan dan kemampuan kita di bidang politik.

MITOS#4
LULUSAN FAKULTAS KRIMINOLOGI BEKERJA KAYAK POLISI ATAU DETEKTIF UNTUK MENANGANI KASUS-KASUS KRIMINAL. IH, SEREEEEM !

FAKTA :
Walah ! Mitos yang kayak gini enggak banget ! Di fakultas ini, kita lebih banyak belajar teori-teori sosial yang berhubungan dengan bidang masyarakat dan kejahatan. Bisa dibilang lulusan ini bakal banyak kerja di belakang meja. Masih banyak bidang lain yang bisa diurus dalam ilmu ini, antara lain adalah kekerasan terhadap perempuan dan anak. Keren kan?

MITOS#5
KALAU PENGEN AMBIL JURUSAN DESAIN GRAFIS, HARUS JAGO GAMBAR NIH !

FAKTA :
Walaupun enggak jago gambar dengan tangan, kita tetep bisa kok, masuk jurusan desain grafis. Intinya, sih, kita harus punya jiwa seni yang tinggi dan hanya perlu tahu teknik dasar menggambar. Selebihnya, kemampuan menggambar ini bakal diasah terus dengan mata kuliah menggambar ilustrasi. Kalau dengan niat gede untuk belajar, apa sih yang enggak bisa?
MITOS#6 STATUS AKREDITASI MEWAKILI STATUS DAN REPUTASI KAMPUS

FAKTA :
Status akreditasi cuma diberikan untuk satu program studi. Berarti bukan mewakili universitas itu. Lagi pula, sudah jadi rahasia umum kalau status akreditasi kadang-kadang suka menipu. Ada banyak universitas yang mengiklankan dirinya punya status akreditasi disamakan, padahal ternyata cuma punya satu program studi yang menyandang status itu.
MITOS#7 LULUSAN D3 LANGSUNG DAPAT KERJA DAN CEPAT KERJA DIBANDNG LULUSAN S1

FAKTA :
Mahasiswa D3 memang lebih banyak mendapat pelajaran yang berhubungan dengan ketrampilan dan punya skill yang lebih dibanding lulusan s1. Tapi, bukan berarti lulusan D3 PASTI dapat kerja dan SELALU lebih cepat kerja. Semua ini tegantung pada orangnya lagi, kok.

MITOS#8 KULIAH FAKULTAS EKONOMI LEBIH MENGUNTUNGKAN, KARENA LULUSANNYA CEPAT DAPAT KERJA. LAPANGAN KRJA PUN LUAS

FAKTA :
Mitos ini hampir mirip dengan mitos nomor 7. Cepat atau lambatnya seseorang memperoleh pekerjaan tergantung pada orangnya. Setiap fakultas dan jurusan sudah punya lapangan pekerjaan yang enggak kalah banyaknya dengan fakultas ekonomi.

Thursday, February 25, 2010

PMDK itu apa ?





PMDK
adalah sistem penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan oleh suatu Universitas atau Institut secara mandiri. Dalam sistem ini setiap peserta hanya dapat memilih program-program studi yang ada di Universitas atau Institut tersebut. Sesuai dengan namanya PMDK merupakan penelusuran minat calon mahasiswa, bakatnya, juga kemampuannya. Perguruan Tinggi yang senior dalam jenis seleksi ini diantaranya IPB (Institut Pertanian Bogor). IPB mempersyaratkan peserta PMDK (atau USMI, Undangan Saleksi Masuk IPB red.), diantaranya sebagai berikut :
a. Pendaftaran di sekolah masing-masing b. Seleksi melalui nilai rapor, tanpa tes tulis.
Lain halnya dengan UNAIR (Universitas Airlangga) di Surabaya mempersyaratkan peserta lulus dalam ujian tulis yang digelar. Untuk dapat diterima sebagai mahasiswa baru Universitas Airlangga melalui PMDK-UNAIR, tiap peserta harus lulus ujian tulis Tes Potensi dan Prestasi Akademik Universitas Airlangga (TPPA-UNAIR).

Bahkan PMDK-UNAIR terdiri dari 4 Jalur yaitu Jalur Prestasi, Jalur Umum, Jalur Alih Jenjang, dan Jalur Diploma
Jalur Prestasi
Jalur Prestasi diperuntukkan bagi lulusan SLTA (SMA, SMK, MA dan Ujian Persamaan) tahun 2008 yang mempunyai prestasi ilmiah atau non-ilmiah tertinggi di sekolah atau di luar sekolah dari seluruh jenis SLTA di Indonesia.

Jalur Umum
Jalur Umum diperuntukkan bagi lulusan SLTA (SMA, SMK, MA dan Ujian Persamaan) pada umumnya. Yakni lulusan tahun 2006, 2007 dan 2008 yang memiliki kemampuan akademik untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan tinggi dengan baik.

Jalur Alih Jenjang
Jalur Alih Jenjang diperuntukkan bagi mereka yang ingin melanjutkan studi ke jenjang Sarjana (S1) di Universitas Airlangga, yang telah mempunyai prestasi akademik setara D3 atau S1.

Jalur Diploma

Mahalnya Biaya Kuliah



Seminggu belakangan ini, sangat mudah kita temukan iklan penerimaan mahasiswa baru di universitas swasta di Indonesia. Maklum, sebentar lagi para orang tua beserta putra putrinya pasti mencari sekolah yang diminati bila tak lolos perguruan tinggi negeri. Mahalnya biaya pendidikan di universitas baik negeri maupun swasta saat ini membuat para orang tua menjerit.

Bagi mereka yang pintar namun tak cukup uang untuk biaya pendidikan, terpaksa menggantungkan harapannya. Namun, melihat sisi biaya pendidikan yang semakin hari semakin mahal, maka harapan anak-anak pintar untuk meraih pendidikan lebih tinggi sering pupus lantaran tak ada biaya.

Saat ini universitas negeri memungut biaya pendidikan antara Rp. 7 hingga Rp.156 juta. Belum lagi biaya operasional dan sumbangan lainnya. Dulu, mungkin sekolah negeri lebih murah dan anak-anak pintar tak mampu bisa menikmati pendidikan tinggi. Sekarang, semakin sulit keadaannya.

Jadi tak salah bila ada pendapat yang mengatakan bahwa perguruan tinggi negeri menutup akses pelajar miskin terhadap pendidikan tinggi.

Ini sebuah ironi. Anggaran pendidikan dinaikkan, tetapi biaya untuk mengakses pendidikan semakin mahal. Saya secara pribadi menyedihkan kejadian ini. Tulisan ini diilhami kejadian nyata yang terjadi di negeri ini. Semoga dapat menjadi pemikiran bagi pemimpin bangsa yang sebentar lagi kita pilih. Mendapatkan kesempatan pendidikan adalah hak semua warga negara.

Pengaruh Jenis Asal Sekolah



Pengaruh Jenis Asal Sekolah Menengah Terhadap Kinerja Kuliah Mahasiswa Pendidikan Akuntansi

Kinerja kuliah merupakan hasil kerja yang dicapai seorang mahasiswa di dalam melaksanakan suatu perkuliahan baik yang mencakup kemampuan dalam proses belajar, prestasi belajar, dan aktivitas kuliah mahasiswa. Kinerja kuliah merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap mahasiswa, karena kinerja kuliah merupakan cerminan dari kemampuan mahasiswa dalam kuliah. Kinerja kuliah mahasiswa berbeda-beda sebab setiap mahasiswa memiliki latar belakang yang berbeda termasuk perbedaan asal sekolah menengah mahasiswa yaitu ada mahasiswa yang berasal dari SMK dan ada mahasiswa yang berasal dari SMA, perbedaan materi pelajaran, dan perbedaan jumlah jam pelajaran.Keaktifan belajar dan prestasi belajar mahasiswa pendidikan akuntansi merupakan bagian dari kinerja kuliah yang akan diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis keaktifan belajar dan prestasi belajar mahasiswa pendidikan akuntansi yaitu mahasiswa yang berasal dari SMK dan mahasiswa yang berasal dari SMA, serta untuk mengetahui pengaruh jenis asal sekolah menengah terhadap kinerja kuliah mahasiswa pendidikan akuntansi Universitas Negeri Malang (UM).

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanasi dengan menggunakan uji t untuk mengetahui pengaruh jenis asal sekolah menengah terhadap kinerja kuliah mahasiswa. Pengumpulan data menggunakan metode angket dan dokumentasi. Populasi data dalam penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang angkatan tahun 2004 dan 2005. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sehinga menghasilkan sampel sebanyak 32 mahasiswa yang terdiri dari 16 mahasiswa lulusan SMK dan 16 mahasiswa lulusan SMA.

Analisis data dalam penelitian ini, diperoleh hasil sebagai berikut: (1) terdapat perbedaan kinerja kuliah dilihat dari aspek keaktifan belajar mahasiswa yang berasal dari SMK dan mahasiswa yang berasal dari SMA dimana keaktifan belajar mahasiswa SMK (96,06) lebih baik daripada keaktifan belajar mahasiswa lulusan SMA (85,25); (2) terdapat perbedaan kinerja kuliah dilihat dari aspek prestasi belajar mahasiswa yang berasal dari SMK dan mahasiswa yang berasal dari SMA, dimana prestasi belajar mahasiswa SMK pada semester pertama dan tiga (3,3919 dan 3,2475) lebih baik daripada prestasi belajar mahasiswa lulusan SMA (3,1638 dan 3,0081); (3) terdapat pengaruh jenis asal sekolah menengah terhadap kinerja kuliah mahasiswa pendidikan akuntansi UM, dimana kinerja kuliah mahasiswa lulusan SMK lebih baik daripada kinerja kuliah mahasiswa lulusan SMA. Sehingga kesimpulan penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan akuntansi Fakultas Ekonomi UM memiliki keaktifan belajar dan prestasi belajar yang tergolong baik. Secara deskriptif terdapat perbedaan keaktifan belajar dan prestasi belajar mahasiswa yang berasal dari SMK dan mahasiswa yang berasal dari SMA, selain itu terdapat pengaruh jenis asal sekolah menengah terhadap kinerja kuliah mahasiswa pendidikan akuntansi UM . Oleh karena itu peneliti sarankan kepada kalangan pendidik agar mampu mengemas proses belajar mengajar menjadi menyenangkan dengan menggunakan metode mengajar yang relevan sehingga mahasiswa tertarik dan mampu memperoleh prestasi belajar yang baik dengan perolehan nilai yang merata.

Perbedaan SMA dan KULIAH



Belajar merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan, harus bahkan selalu dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya. Selama hidupnya, manusia melewati tahap-tahap kehidupan di mana segala bentuk pelajaran didapatkan oleh manusia tiap waktunya. Dan pada suatu ketika, manusia tiba di suatu keadaan di mana dia diharuskan untuk belajar dengan berbeda dibandingkan waktu-waktu sebelumnya. Keadaan ini adalah saat seseorang mengalami perubahan kondisi belajar dari masa belajar di sekolah menengah atas atau SMA dengan belajar di perguruan tinggi.

Dari berbagai segi terdapat banyak perbedaan antara belajar di SMA dengan di perguruan tinggi. Perbedaan yang pertama adalah, jadwal belajar di SMA biasanya penuh dan telah ditentukan oleh pihak kurikulum sekolah. Siswa tidak dapat memilih pelajaran sesuka hati dan bersekolah dengan pola datang pagi pulang sore. Sedangkan di universitas, mahasiswa dapat memilih mata kuliah yang ia inginkan sesuai dengan kewajiban dan kebutuhannya. Karena mata kuliah yang dipilih sendiri ini, maka jadwal pun menjadi tidak teratur. Jadwal masuk manusia menjadi tergantung pada mata kuliah yang diambil. Terkadang seorang mahasiswa dapat tidak masuk di pagi hari, dan baru mendapat pelajaran di sore harinya, bahkan kadang tidak ada mata kuliah sama sekali dalam satu hari.

Perbedaan yang kedua adalah, saat di SMA biasanya siswa lebih pasif. Pelajaran terpusat dari guru dan siswa biasanya hanya menerima mentah-mentah pelajaran tersebut dari guru. Di SMA pun, kerap kali biasanya guru lah yang mengejar-ngejar murid jika ada ketidakberesan dalam belajar si siswa. Namun, di universitas, mahasiswa dituntut lebih mandiri. Dalam belajar, mahasiswa harus lebih aktif dan berusaha mencari sendiri hal-hal yang dibutuhkannya untuk belajar. Mahasiswa harus banyak berinisiatif dan kreatif dalam belajar. Mahasiswa tidak bisa bergantung pada dosen dan mahasiswa lah yang harus mengejar dosen jika ada keperluan. Karena dosen tidak akan mau repot-repot mencari mahasiswa bermasalah namun tidak berinisiatif untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

Perbedaan yang ketiga terletak pada gaya mengajar guru atau dosen. Di SMA, biasanya gaya mengajar para guru bersifat homogen. Seperti ‘itu-itu’ saja. Masuk ke kelas, menjelaskan panjang lebar, memberi catatan, tugas dan ulangan. Namun, di bangku kuliah gaya mengajar dosen sangat berbeda dengan guru di SMA. Perbedaan karakter antar dosen terlihat lebih jelas dibandingkan antar guru SMA. Gaya mengajar tiap dosen cenderung berbeda-beda. Misalnya, ada dosen yang tidak masalah kalau ada mahasiswa yang terlambat. Namun, ada juga dosen yang cuek cuek saja. Contoh lain, misalnya ada dosen yang menjelaskan materi dengan sangat rinci bahkan terlalu luas, tetapi ada juga dosen yang menjelaskan dengan singkat dan hanya akan menjelaskan lebih detail jika ditanya oleh mahasiswanya.

Perbedaan yang lainnya adalah, jika di SMA siswa seringkali dimarahi atau bahkan dihukum karena terlambat, tidak mencatat, tidak membuat tugas, sering bolos, atau bahkan tidak ikut ujian. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan di universitas yang cenderung bebas. Saat di universitas, tidak akan ada yang memarahi jika kita tidak mengerjakan tugas, atau bahkan jika tidak ikut ujian. Semuanya tergantung pada diri kita. Dosen hanya melaksanakan kewajibannya sebagai pengajar dan tidak akan mengingatkan kita untuk melakukan ini itu. Namun, kebebasan ini bukanlah kesempatan untuk bermain-main. Justru ini merupakan tantangan untuk dapat mengatur diri sendiri tanpa bantuan orang lain. Seseorang yang berkuliah harus siap secara mental agar tidak terjerumus ke dalam kebebasan yang ada.

Sebenarnya masih banyak perbedaan antara belajar di SMA dengan belajar di universitas. Namun, pada intinya semuanya kembali kepada diri kita masing-masing. Belajar di universitas butuh kesiapan diri tinggi. Jika tidak memiliki rasa tanggung jawab, maka kita akan tertinggal jauh dan akan mengalami kerugian yang besar.

6 Tips Belajar Disiplin



Dari sekian banyak orangpasti ada yang bilang disiplin itu nggak enak
`` ih ... nggak banget `` but, ada juga lho yg bilang klo disiplin itu enak , WHAT ... !
emang sih agak aneh , tapi apa boleh buat kayaknya kita bisa kok kalo mao bikin disipin itu ueeenaak buaangets, nah saya punya beberapa trik nich , kalo kalian2 smua bikin disiplin itu enak , mao tao ...,,,!!! mmm,,,,, ocee dech mari kita simak di bawah ini

  1. Tanam kan dalam hati kalian2 untuk mentaati peraturan [disiplin chuyy...].
  2. Kalo udah di tanam dalam hati , tumbuhkan dalam jiwa kalian , klo disiplin itu bukan `beban`.
  3. Lalu klo udah tumbuh dalam jiwa , biar tumbuh subur dan perlu di pupuk ,nach pupuk rasa disiplin itu dengan pupuk ``tanggung jawab``.
  4. Maka bunga ``ikhlas`` akan mekar dan menghiasi tumbuhnya disiplin itu , karena dengan ikhlas apapun yg kita kerjakan , pasti kita ngerasa klo itu bukanbeban.
  5. Kalo nanti udah berbunga ikhlas , tinggal nunggu buah disiplin aja , ini die ,...,,klo udah berbuah peti aja ! trus makan dech``nyam..,, nyam..,, nyam..,,, hmm...ueenaak bener mau.. ? nyobain aja ndiri ... !!! [maka jadilah disiplin itu enak]
  6. SELAMAT MENCOBA.

Wajah Asing di Kedokteran Indonesia


Mahasiswa Malaysia suka kuliah Kedokteran di Indonesia
Kenapa yaa??

Karena pada Kuliah life specimen di Perguruan Tinggi Kedokteran di Indonesia pakai 'mayat', di Malaysia pakai 'dummy' (=boneka). Jadi, pengalamannya lebih banyak di sini," kata Menkes Menkes Siti Fadilah.


Fakultas kedokteran di berbagai universitas negeri di Indonesia kebanjiran mahasiswa asing. Seperti dialami Kishore, mahasiswa asal Malaysia, yang memilih kuliah kedokteran di UGM, karena lebih unggul dibandingkan dengan kampus di negerinya. "Misalnya, kuliah life specimen di sini pakai mayat, di Malaysia pakai dummy. Jadi, pengalamannya lebih banyak di sini," katanya. Setelah lulus dari FK UGM, ia berencana bekerja di rumah sakit di negaranya. Menteri Kesehatan justru khawatir dan mengeluhkan hal itu. Menurut Menkes Siti Fadilah, alasan perguruan tinggi negeri menerima mahasiswa asing hanya karena ingin dibilang world class. "Yang saya sedihkan, mahasiswa asing itu praktek di rumah sakit pendidikan yang dananya dibiayai pemerintah," ujarnya. Pada saat ini, kata Siti Fadilah, Indonesia masih kekurangan dokter. Jika mahasiswa asing itu nanti lulus, mereka bisa langsung menjadi dokter di Indonesia tanpa beradaptasi. "Sedangkan dokter-dokter kita bisa jadi kuli. Ini sangat ironis," katanya.

[Pendidikan, Gatra Nomor 45 Beredar Kamis, 18 September 2008]


Praktek bedah Kuliah kedokteran di Indonesia karena pertimbangan Bila pakai model kera atau babi (apalagi dummy) hasilnya kurang efektif, karena struktur hewan berbeda dari manusia. Paling tepat menggunakan mayat baru, karena struktur anatomi dan jaringannya masih sama dengan manusia hidup. Sehingga suasana latihan pun mirip bedah sungguhan. Jenazah demikian dicapai bila sebelum delapan jam sejak meninggal diawetkan dengan teknik tertentu.



Jenazah untuk Praktikum Bedah

Kelompok Kerja Program Silent Mentor, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), minta panduan agama kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Program di FK-UI itu hendak menggunakan jenazah untuk pelatihan bedah. Selama ini, latihan bedah menggunakan pasien hidup. Risikonya, kerap terjadi kesalahan yang berakibat cacat dan kematian.

Bila pakai model kera atau babi, hasilnya kurang efektif, karena struktur hewan berbeda dari manusia. Paling tepat menggunakan mayat baru, karena struktur anatomi dan jaringannya masih sama dengan manusia hidup. Sehingga suasana latihan pun mirip bedah sungguhan. Jenazah demikian dicapai bila sebelum delapan jam sejak meninggal diawetkan dengan teknik tertentu.

Regulasi seputar donor mayat untuk keperluan pendidikan selama ini diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 1981. Di sana diatur ketentuan persetujuan keluarga jenazah, lokasi baku operasi bedah, status mayat tak dikenal, dan sebagainya. Meski sudah diatur negara, masih ada pasal yang menyerahkan urusan pada ketentuan agama.

Bagaimana perawatan mayat sebelum, selama, dan sesudah bedah mayat, menurut Pasal 4 dan 8 PP itu, dilaksanakan sesuai dengan agama masing-masing. Karena populasi terbesar negeri ini muslim, FKUI perlu bertanya tentang pandangan hukum Islam kepada PBNU. Kamis siang pekan lalu, digelarlah kajian awal lewat forum bahtsul masail di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, dengan tema ''Perspektif Hukum Islam tentang Program Silent Mentor''.

"Kami berharap bisa dibantu para kiai bagaimana desain hukum agamanya," ujar dr. Aditya Wardhana, wakil dari FKUI. PBNU menghadirkan Faizah Ali Sibromalisi, doktor tafsir lulusan Universitas Al-Azhar, Mesir. Kebetulan Faizah juga anggota Komisi Fatwa MUI. Dikatakan bahwa empat bulan sebelumnya, Komisi Fatwa MUI mengkaji tema serupa.

Ada pertanyaan dari lembaga penelitian yang hendak mengembangkan obat baru pengawetan jenazah. Obat yang dimasukkan lewat dubur itu bisa dipakai, misalnya, untuk mengawetkan jenazah TKI yang akan dipulangkan ke Tanah Air. Untuk meneliti efektivitasnya, obat itu akan diujicobakan pada jenazah asli. Bolehkah jenazah tidak langsung dikuburkan untuk keperluan riset?

Sebagai studi pendahuluan, MUI menugasi anggotanya, KH Ahmad Munif Suratmaputra, membuat makalah. Karena belum banyak literatur fikih klasik yang mengupas tema ini, Faizah dalam diskusi di PBNU itu sepenuhnya mengutip makalah Munif Suratmaputra. Gatra kemudian menemui langsung Munif di pesantren asuhannya, Nuruzzahroh, di Depok, Jawa Barat.

Munif mengisahkan kasus nyata di Malang, Jawa Timur. Pada Juli 2003, Budi Setiawan, 75 tahun, mendonorkan seluruh organ tubuhnya untuk kemanusiaan dan kedokteran. Donor ini diserahkan keluarga kepada FK Universitas Brawijaya (Unibraw) dan Bank Mata Cabang Malang. Sehari setelah meninggal, dua kornea matanya didonorkan kepada warga Malang dan Surabaya.

Serah terima jenazah total dilakukan empat hari setelah Budi meninggal. Selain kornea mata, organ tubuh Budi tidak dapat didonorkan. Sebab ia meninggal biasa. Tapi jenazah Budi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kedokteran. Jenazah tadi telah diawetkan.

Praktek demikian, menurut Munif, disinyalir sudah lama berlangsung dalam dunia kedokteran. Sering terjadi pada jenazah korban kecelakaan yang tidak teridentifikasi atau tidak diketahui keluarganya. ?Bahkan ada informasi, ada yang terjadi lewat transaksi jual-beli dengan nilai hingga berjuta-juta,? kata Munif.

Tema penggunaan jenazah sebagai objek penelitian, menurut pelacakan Munif, termasuk kasus baru yang jawabannya tidak dipandu langsung oleh Al-Quran dan hadis (nash). Padanan eksplisit dalam nash pun tidak dijumpai. Sehingga tidak bisa dipakai metode qiyas (analogi). Kasus demikian, dalam kajian fikih, kata Munif, dicari solusinya dengan metode takhrij. Yakni, dicari analogi pada norma hukum yang dihasilkan lewat ijtihad karena tidak dipaparkan langsung oleh nash.

Dalam literatur fikih kontemporer, Munif menemukan dua model pendapat. Pertama, pandangan mufti Mesir, Yusuf Ad-Dajwi, yang berkesimpulan bahwa praktek demikian itu boleh (jawaz). Kedua, pendapat mufti Mesir yang lain, Muhammad Bukhet al-Mith'i, bahwa bedah jenazah hanya boleh untuk dua keperluan: mengambil harta orang, misalnya permata, yang tersimpan di perut jenazah, dan menyelamatkan janin di perut ibunya yang meninggal. Bila untuk penelitian, katanya, tidak boleh (la yajuuz).

Pandangan keduanya merupakan hasil takhrij atas kajian pada ulama klasik. Berupa bahasan tentang hukum bedah mayat pada dua kasus: mengambil permata yang tersimpan di perut jenazah dan menyelamatkan janin. Dalam kasus mengambil harta dalam perut jenazah, ahli fikih mazhab Hanafi berpendapat boleh bila almarhum atau almarhumah tidak meninggalkan harta yang dapat dijadikan ganti. Sebab hak manusia harus didahulukan di atas hak Allah.

Dalam mazhab Syafi'i, menurut pendapat yang masyhur, hal itu dapat dilakukan secara mutlak. Begitu pula pendapat Imam Sahnun al-Maliki. Sedangkan Ahmad bin Hanbal tidak membenarkan. Dalam kasus mengambil janin, ahli fikih mazhab Hanafi dan Syafi'i berpendapat mubah. Sedangkan mazhab Maliki dan Hanbali melarang.

Perbedaan itu berpangkal pada perbedaan memahami hadis Nabi kepada penggali kubur agar tidak merusak tulang-belulang yang didapatkan dari kuburan. "Engkau jangan merusak tulang itu, karena merusak tulang seseorang yang telah meninggal sama dengan merusak tulang seseorang yang masih hidup," sabda Nabi, diriwayatkan Malik, Ibn Majah, dan Abu Daud dengan sanad yang sahih.

Pendapat yang melarang operasi perut jenazah berasal dari pemahaman hadis itu secara mutlak, dalam kondisi apa pun. Sedangkan alasan pendapat yang membolehkan adalah darurat, seperti menyelamatkan janin dan mengambil harta.

Syekh Abdul Majid Sulem, mufti Mesir yang lain, dalam al-Fatawa al-Islamiyah, sebagaimana ditelusuri Munif, berkomentar terhadap hadis tadi. Menurut Syekh Abdul Majid, hadis itu berlaku bila tidak ada kemaslahatan lebih krusial (maslahah rajihah). Bila ada kemaslahatan lebih krusial yang ingin diraih, seperti menyelamatkan janin, maka termasuk pengecualian.

Menurut Munif, fatwa MUI Nomor 19, tanggal 5 Februari 1988, menyebutkan bahwa penyelidikan ilmiah terhadap mayat tidak dilarang oleh Islam. Setelah dipakai penyelidikan, mayat itu wajib dikuburkan. Pandangan MUI, 20 tahun silam, itu sejalan dengan fatwa Yusuf Ad-Dajwi.

Akhirnya sidang Komisi Fatwa MUI, empat bulan lalu, membuat keputusan dengan beberapa klausul. Pertama, hukum asal pengawetan jenazah adalah haram. Sebab jenazah manusia itu terhormat, sekalipun sudah meninggal. Orang yang hidup wajib memenuhi hak-hak jenazah. Salah satunya, menyegerakan jenazah dikuburkan.

Kedua, pengawetan jenazah untuk penelitian dibolehkan, tapi terbatas (muqoyyad). Dengan ketentuan, penelitian itu bermanfaat untuk pengembangan keilmuan dan mendatangkan maslahat lebih besar: memberikan perlindungan jiwa. Bukan untuk praktek semata.

Ketiga, sebelum pengawetan, hak-hak jenazah muslim harus dipenuhi. Misalnya dimandikan, dikafani, dan disalati. Pengawetan jenazah untuk penelitian harus dilakukan dalam batas proporsional, hanya untuk penelitian. Jika penelitian telah selesai, jenazah harus segera dikuburkan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Keempat, negara diminta membuat regulasi yang mengatur ketentuan dan mekanismenya.

Fatwa MUI juga disampaikan pada diskusi di PBNU itu oleh Aminuddin Yaqub, Sekretaris Komisi Fatwa MUI. Peserta diskusi di PBNU meminta NU tidak langsung mengambil keputusan. Pengurus Lembaga Bahtsul Masail kemudian membentuk tim khusus untuk mematangkan rumusan itu.

Asrori S. Karni, Deni Muliya Barus, dan M. Nur Cholish Zaein
[Agama, Gatra Nomor 43 Beredar Kamis, 4 September 2008]

Adab Menuntut Ilmu


Allah telah menjaga pertahanan kaum muslimin dengan mujahidin (orang-orang yang berjihad) dan menjaga syariat Islam dengan para penuntut ilmu, sebagaimana dalam firman-Nya:

ayat113.jpg

Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At Taubah:122)


Pada ayat tersebut, Allah membagi orang-orang yang beriman menjadi dua kelompok, mewajibkan kepada salah satunya berjihad fi sabilillah dan kepada yang lainnya mempelajari ilmu agama. Sehingga tidak berangkat untuk berjihad semuanya karena hal ini menyebabkan rusaknya syariat dan hilangnya ilmu, dan tidak pula menuntut ilmu semuanya sehingga orang-orang kafir akan mengalahkan agama ini. Karena itulah Allah mengangkat derajat kedua kelompok tersebut. (Hilyah al ‘Alim al Mu’allim, Salim al Hilaliy hl:5-6)

Yang dimaksud dengan ilmu tersebut adalah ilmu syar’i, yaitu ilmu yang Allah turunkan kepada Nabi-Nya Shalallahu ‘Alaihi Wassalam berupa keterangan dan petunjuk. Jadi ilmu yang dipuji dan disanjung adalah ilmu wahyu, ilmu yang Allah turunkan saja. Sebagaimana sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam:

Barangsiapa yang Allah menghendaki padanya kebaikan maka Dia akan menjadikannya mengerti masalah agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda pula:

Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, hanya saja mereka mewariskan ilmu. Maka barangsiapa mengambilnya berarti ia mengambil nasib (bagian) yang banyak.” (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)

Sebagaimana telah kita ketahui bahwasanya yang diwariskan oleh para nabi adalah ilmu syariat Allah dan bukan yang lainnya. (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal:11

Hukum Menuntut Ilmu Syar’i

Menuntut ilmu syar’i adalah fardlu kifayah yaitu apabila telah mencukupi (para penuntut ilmu) maka bagi yang lain hukumnya adalah sunnah, namun bisa juga menjadi wajib bagi tiap orang atau fardlu ‘ain yaitu ilmu tentang ibadah atau muamalah yang hendak ia kerjakan. (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal:21)

Penuntut Ilmu Hendaklah Menghiasi Dirinya Dengan Adab-Adab Sebagai Berikut:


Pertama: Mengikhlaskan Niat Hanya Karena Allah

Hendaklah dalam menuntut ilmu niatnya adalah wajah Allah dan kampong akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam:

Barangsiapa menuntut ilmu-yang mestinya untuk mencari wajah Allah-, tiadalah ia mempelajarinya melainkan hanya untuk mendapatkan bagian dari dunia, pasti ia tidak akan mendapatkan bau surga pada hari kiamat.” (HR. Ahmad dll). Ini adalah ancaman yang keras. (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal :25)

Apabila ilmu telah kehilangan niat yang ikhlas; berpindahlah ia dari ketaatan yang paling afdhal menjadi penyimpangan yang paling rendah. Diriwayatkan dari Sufyan ats Tsauri rahimahullah berkata: “Tiadalah aku mengobati sesuatu yang lebih berat dari niatku.”

Dari Umar bin Dzar bahwasanya ia berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku! Mengapa orang-orang menangis apabila ayah menasehati mereka, sedang mereka tidak menangis apabila orang lain yang menasehati mereka?” Ayahnya menjawab:” Wahai puteraku! Tidak sama ratapan seorang ibu yang ditinggal mati anaknya dengan ratapan wanita yang dibayar (untuk meratap). (Hilyah Tholibil ‘Ilmi, Bakr Abu Zaid hal: 9-10)



Kedua: Memberantas Kebodohan Dirinya dan Orang Lain


Hendaklah dalam menuntut ilmu berniat untuk memberantas kebodohan dari dirinya dan dari orang lain, karena pada dasarnya manusia itu jahil (bodoh), sebagaimana firman Allah:

ayat212.jpg

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An Nahl:78)

Imam Ahmad rahimahullah berkata:

“Ilmu itu tiada bandingannya bagi orang yang niatnya benar.” Mereka bertanya: ”Bagaimanakah hal itu?” Beliau menjawab: “Berniat memberantas kebodohan dari dirinya dan dari orang lain.” (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal 26-27)


Ketiga : Membela Syariat


Hendaklah dalam menuntut ilmu berniat membela syariat, karena kitab-kitab tidak mungkin bisa membela syariat. Tiadalah yang membela syariat melainkan para pengemban syariat. Disamping itu, bid’ah juga selalu muncul silih berganti yang ada kalanya belum pernah terjadi pada jaman dahulu dan tidak ada dalam kitab-kitab sehingga tidak mungkin membela syariat kecuali para penuntut ilmu. (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal 27-28).

Alangkah banyaknya kitab dan alangkah banyak pula perbedaan didalamnya! Seorang muslim tidak lagi tahu apa yang harus ia ambil dan apa yang harus ia tinggalkan? Dari mana memulai dan dimana berakhir! (Wasiyyatu Muwaddi’, Husain Al ‘Awayisyah hal :29-30).


Keempat : Berlapang Dada Dalam Masalah Khilafiyah (Perbedaan Pendapat)


Hendaklah selalu berlapang dada dalam menyikapi perbedaan pendapat yang bersumber dari ijtihad. Yaitu permasalahan yang memungkinkan seseorang berpendapat dan terbuka kemungkinan untuk berbeda. Adapun siapa saja yang menyelisihi jalan salafush shalih dalam masalah aqidah maka hal ini tidak bisa diterima dan ditolelir. (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal 28-29) . Baca pula untuk masalah ini kitab Perpecahan Umat, karya: Dr Nasir al ‘Aql, penerbit Darul Haq Jakarta.


Kelima : Mengamalkan Ilmu atau Zakat Ilmu


Hendaklah para penuntut ilmu mengamalkan ilmunya, baik berupa aqidah, ibadah, akhlak, adab dan muamalah, karena hal ini adalah merupakan hasil dan buah dari ilmu itu. Pengemban ilmu itu seperti pembawa senjata; Bisa berguna dan bisa pula mencelakakan sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam:

Al Qur’an itu membelamu atau mencelakakanmu.” (HR. Muslim)

Membelamu apabila kamu amalkan dan mencelakakanmu apabila tidak kamu amalkan. (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal:32)

Karena keutamaan ilmu itulah ia semakin bertambah dengan banyaknya nafkah (diamalkan dan diajarkan) dan berkurang apabila kita saying (tidak diamalkan dan diajarkan) serta yang merusaknya adalah al kitman (menyembunyikan ilmu). (Hiyah Tholibil Ilmi, Bakr Abu Zaid hal :72)


Keenam : Berdakwah Kepada Allah


Allah berfirman:

Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran:104)

Hendaklah mendakwahkan ilmunya kepada Allah dalam berbagai kesempatan, baik di masjid, di majlis-majlis, di pasar dan diberbagai kesempatan. (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal :37-38).


Ketujuh : Hikmah


Hendaklah menghiasi dirinya dengan hikmah. Apabila kita menempuh cara ini pastilah kita mendapatkan kebaikan yang sangat banyak, sebagaimana firman Allah:

ayat48.jpg

“Dan barangsiapa yang dianugerahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak.” (QS. Al Baqarah:269)

Al Hakim (orang yang bijaksana) adalah orang yang menempatkan sesuatu pada tempatnya. Allah telah menyebutkan tingkatan-tingkatan dakwah dalam firman-Nya :

ayat57.jpg

Serulah (manusia) kejalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An Nahl:125)


Dan Alla menyebutkan pula tingkatan keempat tentang berdebat dengan ahli kitab dalam firman-Nya:

ayat65.jpg

Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang dzalim diantara mereka.” (QS. Al ‘Ankabut:46)

(Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal:37-38)


Kedelapan : Sabar Dalam Menuntut Ilmu


Hendaklah sabar dalam menuntut ilmu, tidak terputus (ditengah jalan) dan tidak pula bosan, bahkan terus menerus menuntut ilmu semampunya. Kisah tentang kesabaran slafush shalih dalam menuntut ilmu sangatlah banyak, sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu anhuma bahwa beliau ditanya oleh seseorang: “Dengan apa anda bisa mendapatkan ilmu?” Beliau menjawab: “Dengan lisan yang selalu bertanya dan hati yang selalu memahami serta badan yang tidak pernah bosan.” (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal:40 dan 61)

Bahkan sebagian dari mereka (salafus shalih) merasakan sakit yang menyebabkannya tidak bisa bangun dikarenakan tertinggal satu hadits saja. Sebagaimana terjadi kepada Syu’bah bin al Hajjaj rahimahullah, ia berkata: “Ketika aku belajar hadits dan tertinggal (satu hadits) maka akupun menjadi sakit.”

Barangsiapa mengetahui keutamaan ilmu dan merasakan kelezatannya pastilah ia selalu ingin menambah dan mengupayakannya, ia selalu lapar (ilmu) dan tidak pernah keying sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam: “ Ada dua kelompok manusia yang selalu lapar dan tidak pernah kenyang: orang yang lapar ilmu tidak pernah keying dan orang yang lapar dunia tidak pernah keying pula.” (HR. Al Hakim dll dengan sanad tsabit) (Hilyah al ‘Alim al Mu’allim, Syaikh Salim al Hialaliy hal 22-23)

Abu al ‘Aliyah rahimahullah menuturkan:”Kami mendengar riwayat (hadits) dari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam sedang kami berada di Basrah (Iraq), lalu kamipun tidak puas sehingga kami berangkat ke kota Madinah agar mendengar dari mulut mereka (para perawinya) secara langsung.” (‘Audah ila as Sunnah, Syaikh Ali Hasan al Atsariy hal 44).


Kesembilan : Menghormati dan Menghargai Ulama


Hendaklah para penuntut ilmu menghormati dan menghargai para ulama dan berlapang dada dalam menyikapi perbedaan pendapat diantara mereka serta memberi udzur (alasan) kepada para ulama yang menurut keyakinan mereka telah berbuat kesalahan. Ini adalah masalah yang sangat penting, karena sebagian orang sengaja mencari-cari kesalahan orang lain untuk menjatuhkan mereka dimata masyarakat. Ini adalah kesalahan terbesar. (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal 41).

Hendaklah menghormati majlis (ilmu) dan menampakkan kesenangan terhadap pelajaran serta mengambil faedahnya. Apabila seorang syaikh (guru) melakukan suatu kesalahan atau kekeliruan maka janganlah hal itu membuatnya jatuh dihadapanmu, karena hal ini menjadikanmu tidak lagi mendapatkan ilmunya. Siapasih orang yang tidak pernah berbuat kesalahan.?

Jangan sekali-kali memancing kemarahannya dengan “Perang urat syaraf”, yaitu menguji kemampuan ilmu dan kesabarannya. Apabila hendak berguru ke orang lain maka mintalah ijin kepadanya, karena hal ini menjadikannya selalu menghormatimu, semakin cinta dan saying kepadamu.” (Hilyah Tholibil ‘Ilmi, Bakr Abu Zaid hal:36).


Kesepuluh : Memegang Teguh Al Kitab dan As Sunnah


Wajib bagi para penuntut ilmu untuk mengambil ilmu dari sumbernya yang tidak mungkin seseorang sukses bila tidak memulai darinya, yaitu:

1. Al-Qur’anul Karim; Wajib bagi para penuntut ilmu untuk berupaya membaca, menghafal, memahami dan mengamalkannya.

2. As Sunnah As Shahihah; Ini adalah sumber kedua syariat Islam (setelah Al Qur’an) dan penjelas al Qur’an Karim.

3. Sumber ketiga adalah ucapan para ulama, janganlah anda menyepelekan ucapan para ulama karena mereka lebih mantap ilmunya dari anda.

(Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hl :43,44, dan 45)


Kesebelas : At Tatsabbut dan Ats Tsabat


Termasuk adab terpenting yang wajib dimiliki oleh penuntut ilmu adalah; At Tatsabbut. Yang dimaksud dengan At Tatsabbut adalah berhati-hati dalam menukil berita dan ketika berbicara.

Adapun ats tsabat adalah sabar dan tabah untuk tidak bosan dan marah, dan agar tidak mengambil ilmu hanya secuil-secuil saja lalu ia tinggalkan, karena hal ini berdampak negatif dan menyia-nyiakan waktu tanpa faedah. (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hl :50)

Keduabelas : Berupaya Untuk Memahami Maksud Allah dan Rasul-Nya

Termasuk adab terpenting pula adalah masalah pemahaman tentang maksud Allah dan juga maksud Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam; Karena banyak orang yang diberi ilmu namun tidak diberi pemahaman. Tidak cukup hanya menghapal al Qur’an dan hadits saja tanpa memahaminya, jadi harus dipahami maksud Allah dan Rasul-Nya Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Alangkah banyaknya penyimpangan yang dilakukan oleh kaum yang berdalil dengan nash-nash yang tidak sesuai dengan maksud Allah dan Rasul-Nya Shalallahu ‘Alaihi Wassalam sehingga timbullah kesesatan karenanya. Kesalahan dalam pemahaman lebih berbahaya dari pada kesalahan dikarenakan kebodohan. Seorang yang jahil (bodoh) apabila melakukan kesalahan dikarenakan kebodohannya ia akan segera menyadarinya dan belajar, adapun seorang yang salah dalam memahami sesuatu ia tidak akan pernah merasa salah dan bahkan selalu merasa benar. (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal :52)

Inilah sebagian dari adab yang harus dimiliki oleh para penuntut ilmu agar menjadi suri tauladan yang baik dan mendapatkan kesuksesan di dunia dan di akhirat, amien.

Sumber :

Al Qur’anul Karim dan Terjemahannya, hadiah dari kerajaan Saudi Arabia.

Kitab Al Ilmi, karya Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin

Hilyah Tholibil Ilmi, karya Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid

Hilyatul ‘Alim Al Mu’allim Wa Bulghatu Ath Thalib Al Muta’allim, karya Syaikh Salim bin Ied al Hilaliy

‘Audah ‘Ila As Sunnah, karya Syaikh Ali Hasan al Attsariy

Washiyyatu Muwaddi’, karya Syaikh Husain bin ‘Audah al ‘Awayisyah



Wednesday, February 24, 2010

About UTY




(http://uty.ac.id/)
Universitas Teknologi “Yogyakarta” (UTY) berdiri pada tanggal 23 Oktober 2002 di kota Yogyakarta. UTY didirikan oleh para pengurus Yayasan “Dharma Bhakti IPTEK” yang telah terbukti memiliki komitmen tinggi memajukan kehidupan anak bangsa melalui lembaga pendidikan yang di kelola sebelumnya. Tujuan pendirian UTY telah digariskan dalam visi dan misi UTY yakni menjadi universitas unggul di kawasan Asia Tenggara pada abad 21 melalui berbagai rencana yang unggul. UTY bernaung di bawah Yayasan “Dharma Bhakti IPTEK”. UTY merupakan gabungan dari tiga perguruan tinggi swasta di Yogyakarta yakni : STIE “Yogyakarta”, ABA “Yogyakarta” dan STMIK “Dharma Bangsa”. Penggabungan ini dilakukan karena beberapa alasan, yang salah satunya adalah untuk antisipasi ke depan dalam menghadapi persaingan global. Diharapkan melalui penggabungan ini akan muncul suatu sinergi yang kuat yang berasal dari masing-masing PTS untuk mencapai cita-cita yang dinginkan bersama. Tanggal dan Lokasi Pendirian: UTY berdiri pada tanggal 23 Oktober 2002 di kota Yogyakarta. Pendirian UTY ditandai dengan turunnya SK penggabungan dari Menteri Pendidikan Nasional RI bernomor 237/D/0/2002 tertanggal 23 Oktober 2002



VISI & MISI

Universitas Teknologi “Yogyakarta” memiliki visi besar dan jauh kedepan yaitu menjadi sebuah Universitas penting dan unggul diwilayah Indonesai maupun kawasan Asia Tenggara abad 21. Dengan Visi tersebut Universitas Teknologi “Yogyakarta” mengemban misi menyelenggarakan pendidikan terbaik dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi, menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta melakukan pengabdian dan menjalin kerjasama dengan masyarakat.






Monday, February 22, 2010

Komunitas Punk Remaja


Komunitas yang satu ini memang sangat berbeda sendiri dibandingkan dengan komunitas pada umumnya. Banyak orang yang menilai bahwa komunitas yang satu ini termasuk salah satu komuitas yang urakan, berandalan dan sebagainya. Namun jika dicermati lebih dalam banyak sekali yang menarik yang dapat Anda lihat di komunitas ini. Komunitas ini bukan hanya sekedar nongkrong di pinggir jalan, berpakaian aneh, gak pernah mandi, dan seterusnya, tetapi komunitas ini banyak melahirkan karya-karya yang bisa mereka banggakan. Di bidang musik misalnya, banyak band punk yang mampu mendapat tempat di hati remaja Indonesia, mereka tidak kalah dengan band-band cengeng yang selalu merengek-rengek, bahkan sampai nangis kayak cewek untuk mendapatkan tempat di hati remaja Indonesia. Band punk sendiri sangat identik dengan indie label, dengan modal yang minim band-band punk bisa terus exis di belantika musik tanah air tercinta, bahkan sampai ke level yang lebih tinggi, yaitu go international. Selain di bidang musik, komunitas punk juga bergerak di bidang fashion, awalnya mereka hnya membuat pakaian untuk mereka pakai sehari-hari, seiring dengan berjalannya waktu, mereka membuat dengan jumlah yang lebih banyak dan juga desain yang lebih variatif. Wadah untuk pakaian yang diproduksi sendiri oleh anak-anak punk sendiri biasa disebut distro, di industri ini pun komunitas punk mampu bersaing dengan produk-produk terkenal yang sudah akrab dengan remaja Indonesia. Di distro sendiri juga tidak hanya menjual pakaian, banyak aksesoris-aksesoris buatan anak-anak punk juga yang dijual di distro. Tidak hanya itu, distro sendiri juga dijadikan senjata untuk publikasi band-band punk yang sudah menpunyai album, pokoknya apa yang dilakukan komunitas punk tidak main-main, semuanya tertata rapi, yang aku tau sih itu namanya simbiosismutualisme. Jadi, jangan heran kalau remaja Indonesia dibilang gak keren karena belum belanja di distro. Tidak berhenti di situ, dengan gaya yang seperti itu, jangan sampai Anda bilang komunitas punk itu “gaptek” (gagap teknologi), dunia maya juga menjadi salah satu jalur perkembangan komunitas punk.

Perkembangan scene punk, komunitas, gerakan, musik, dan lainnya, yang paling optimal adalah di Bandung, disusul Malang, Yogyakarta, Jabotabek, Semarang, Surabaya, dan Bali. Parameternya adalah kuantitas dan kualitas aktivitas, bermusik, pembuatan fanzine (publikasi internal), movement (gerakan), distro kolektif, hingga pembuatan situs.Meski demikian, secara keseluruhan, punk di Indonesia termasuk marak. Profane Existence, sebuah fanzine asal Amerika menulis negara dengan perkembangan punk yang menempati peringkat teratas di muka Bumi adalah Indonesia dan Bulgaria. Bahwa `Himsa`, band punk asal Amerika sampai dibuat berdecak kagum menyaksikan antusiasme konser punk di Bandung. Di Inggris dan Amerika, dua negara yang disebut sebagai asal wabah punk, konser punk yang sering diadakan disana hanya dihadiri tak lebih seratus orang. Sedangkan di sini, konser punk bisa dihadiri ribuan orang. Mereka kadang reaktif terhadap publikasi pers karena khawatir diekploitasi. Pers sebagai industri, mereka anggap merupakan salah satu mesin kapitalis. Mereka memilih publikasi kegiatan, konser, hingga diskusi ide-ide lewat fanzine.

Sebagaimana telah difahami, bahwa dalam perkembangannya manusia akan melewati masa remaja. Remaja adalah anak manusia yang sedang tumbuh selepas masa anak-anak menjelang dewasa. Dalam masa ini tubuhnya berkembang sedemikian pesat dan terjadi perubahan-perubahan dalam wujud fisik dan psikis. Badannya tumbuh berkembang menunjukkan tanda-tanda orang dewasa, perilaku sosialnya berubah semakin menyadari keberadaan dirinya, ingin diakui, dan berkembang pemikiran maupun wawasannya secara lebih luas. Mungkin kalau kita perkirakan umur remaja berkisar antara 13 tahun sampai dengan 25 tahun. Pembatasan umur ini tidak mutlak, dan masih bisa diperdebatkan.

Masa remaja adalah saat-saat pembentukan pribadi, dimana lingkungan sangat berperan. Kalau kita perhatikan ada empat faktor lingkungan yang mempengaruhi remaja:

1. Lingkungan keluarga.
Keluarga sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan remaja. Kasih sayang orang tua dan anggota keluarga yang lain akan memberi dampak dalam kehidupan mereka. Demikian pula cara mendidik dan contoh tauladan dalam keluarga khususnya orang tua akan sangat memberi bekasan yang luar biasa.
Seorang remaja juga memerlukan komunikasi yang baik dengan orang tua, karena ia ingin dihargai, didengar dan diperhatikan keluhan-keluhannya. Dalam masalah ini, diperlukan orang tua yang dapat bersikap tegas, namun akrab (friendly). Mereka harus bisa bersikap sebagai orang tua, guru dan sekaligus kawan. Dalam mendidik anak dilakukan dengan cara yang masuk akal (logis), mampu menjelaskan mana yang baik dan mana yang buruk, melakukan pendekatan persuasif dan memberikan perhatian yang cukup. Semua itu tidak lain, karena remaja sekarang semakin kritis dan wawasannya berkembang lebih cepat akibat arus informasi dan globalisasi.

2. Lingkungan sekolah.
Sekolah adalah rumah kedua, tempat remaja memperoleh pendidikan formal, dididik dan diasuh oleh para guru. Dalam lingkungan inilah remaja belajar dan berlatih untuk meningkatkan kemampuan daya pikirnya. Bagi remaja yang sudah menginjak perguruan tinggi, nampak sekali perubahan perkembangan intelektualitasnya. Tidak hanya sekedar menerima dari para pengajar, tetapi mereka juga berfikir kritis atas pelajaran yang diterima dan mampu beradu argumen dengan pengajarnya.
Dalam lingkungan sekolah guru memegang peranan yang penting, sebab guru bagaikan pengganti orang tua. Karena itu diperlukan guru yang arif bijaksana, mau membimbing dan mendorong anak didik untuk aktiv dan maju, memahami perkembangan remaja serta seorang yang dapat dijadikan tauladan. Guru menempati tempat istimewa di dalam kehidupan sebagian besar remaja. Guru adalah orang dewasa yang berhubungan erat dengan remaja. Dalam pandangan remaja, guru merupakan cerminan dari alam luar. Remaja percaya bahwa guru merupakan gambaran sosial yang diharapkan akan sampai kepadanya, dan mereka mengambil guru sebagai contoh dari masyarakat secara keseluruhan. Dan remaja menyangka bahwa semua orang tua, kecuali orang tua mereka, berfikir seperti berfikirnya guru-guru mereka.

3. Lingkungan teman pergaulan.
Teman sebaya adalah sangat penting sekali pengaruhnya bagi remaja, baik itu teman sekolah, organisasi maupun teman bermain. Dalam kaitannya dengan pengaruh kelompok sebaya, kelompok sebaya (peer groups) mempunyai peranan penting dalam penyesuaian diri remaja, dan bagi persiapan diri di masa mendatang. Serta berpengaruh pula terhadap pandangan dan perilakunya. Sebabnya adalah, karena remaja pada umur ini sedang berusaha untuk bebas dari keluarga dan tidak tergantung kepada orang tua. Akan tetapi pada waktu yang sama ia takut kehilangan rasa nyaman yang telah diperolehnya selama masa kanak-kanaknya.

4. Lingkungan dunia luar.
Merupakan lingkungan remaja selain keluarga, sekolah dan teman pergaulan, baik lingkungan masyarakat lokal, nasional maupun global. Lingkungan dunia luar akan memperngaruhi remaja, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik itu benar maupun salah, baik itu islami maupun tidak. Lingkungan dunia luar semakin besar pengaruhnya disebabkan oleh faktor-faktor kemajuan teknologi, transportasi, informasi maupun globalisasi.

Pada masa remaja, emosi masih labil, pencarian jati diri terus menuntut untuk mencari apa potensi yang ada di dalam diri masing-masing. Pada masa inilah seseorang sangat rapuh, mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Seiring dengan pesatnya perkembangan scane punk yang ada di Indonesia, komunitas punk mampu menyihir remaja Indonesia untuk masuk ke dalam komunitas punk. Tetapi tidak semua remaja Indonesia tertarik dengan apa yang ada di dalam punk itu sendiri. Sebagian remaja di Indonesia hanya mengkonsumsi sedikit yang ada di dalam punk. Contoh kecil, seorang remaja berpakaian ala punk, tetapi dia tidak idealis, dia tidak menganut paham ideologi punk, dia juga suka musik cengeng yamg lembut bak seorang bayi yang baru keluar dari rahim ibunya. Dari contoh kecil tersebut, komunitas punk masih bisa dibilang sangat berpengaruh terhadap perilaku remaja Indonesia, bahkan bisa dibilang mempunyai andil dan bertanggung jawab terhadap kebebasan berekspresi remaja Indonesia.

Fakultas Kedokteran Banyak Peminat


Kedokteran Hewan Jadi Favorit

Bagi siswa yang lulus SMA, menuntut ilmu kejenjang yang lebih tinggi merupakan cita-cita setiap siswa. namun pertimbangan fakultas/jurusan apa yang akan diambil, merupakan pilihan yang harus benar-benar di perhatikan dengan secermat mungkin. apalagi, kesalahan dalam memilih jurusan dapat berakibat sangat FATAL.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi siswa dalam memilih jurusannya di perguruan tinggi.

Pertama, pastikan ikutilah pilihan tersebut sesuai kata hati nurani (bukan paksaan orang tua, ikut-ikutan temen dll), realitanya selama ini banyak siswa yang gagal gara-gara milih jurusan yg tidak sesuai hati nuraninya.

Kedua, pastikan bahwa jurusan/fakultas yang diambil memiliki prospek masa depan yang cukup baik. selama ini banyak siswa yang terkecoh/terbawa arus. mereka lebih memilih jurusan yg selama ini menjadi pilihan banyak orang. padahal semakin banyak orang mendaftar, peluang akan semakin kecil dan biasanya jurusan/fakultas tersebut sudah tersebar banyak diberbagai tempat. Yang tentunya banyak dibuka programnya oleh perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Ketiga, jangan lupa berdoa kepada Allah SWT dan sesuaikan dengan kondisi yg ada (keuangan, fisik dan lainnya)

Melihat hal tersebut, ditambahkan dengan berbagai fakta dilapangan, saat ini fakultas kedokteran hewan relatif banyak diminati siswa. hal ini sangat wajar, mengingat sebagai calon dokter. Dokter hewan saat ini menjadi “kunci” dalam penyebaran berbagai penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan kemanusia) seperti Flu Burung, Rabies, anthrax dan masih banyak lagi yang lain (sedikitnya ada 56 jenis zoonosis di muka bumi ini).

Selama ini, banyak masyarakat yang beranggapan bahwa dokter hewan adalah dokter ternak atau dokter anjing kucing. padahal Dokter hewan merupakan profesi yang bukan hanya mengurusi masalah kesehatan ternak saja (seperti sapi, kerbau, kambing/domba, ayam) atau hanya mengobati anjing kucing saja. Namun lebih dari itu, prospek masa depan dokter hewan sangat besar dan global.

Sebut saja, Dokter hewan dapat memegang peranan di bidang keamanan pangan (food safety), kesehatan ikan, kesehatan satwa dan masih banyak peluang yang lain. Belum lagi dokter hewan yg bekerja di Departemen Pertanian, Departemen Kesehatan, Pemerintah daerah, Swasta, buka praktek mandiri, dan menjadi anggota kepolisian== divisi medis satwa (mengobati hewan anjing-anjing pelacak, kuda dll yang harganya mencai 100 juta/ekor). Apalagi dokter hewan Indonesia memegang teguh mottonya ‘manusya mriga satwa sewaka: melalui hewan mengabdi kemanusiaan.

FAKTA nya saat ini … TIDAK ADA (kalaupun ada sangat sedikit) dokter hewan yang menganggur di Indonesia. hal ini sangat wajar, terutama jika dibandingkan dengan luar negeri, dokter hewan menjadi profesi favorite nomor satu dibandingkan dengan yang lain.

Saat ini di Indonesia, yg membuka Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) hanya ada lima, yakni: FKH IPB (Bogor), FKH Universitas Airlangga (Surabaya), FKH UGM (Yogyakarta), FKH Unud (Bali) dan FKH Unsyiah (Aceh).

Namun, mengingat trend FKH yang saat ini sedang naik, akan segera dibuka FKH-FKH di seluruh Indonesia, seperti Univ.Wijaya Kusuma (Surabaya), UNTB dll.

Budaya Mencontek



Mencontek dapat diartikan sebagai perbuatan untuk mencapai suatu keberhasilan dengan jalan yang tidak sah. Walaupun dalam hal ini kata “keberhasilan” dan “sah” masih dapat diperdebatkan. Tetapi saya mengambil logika secara umum dalam masyarakat kita. Sedangkan budaya adalah suatu produk manusia melalui proses pembelajaran. Dalam pengertian di atas terjadi pertentangan antara mencontek dalam konotasi yang negatif dan budaya dalam konotasi positif. Apakah patut kita menggandengkan kata budaya dengan kata mencontek dalam hal ini. Ketika frame of reference kita adalah fenomena yang terjadi dalam masyarakat kita maka hal ini sah-sah saja.

Ujian nasional (UAN) pada tahun 2008 kemarin dipenuhi dengan pemberitaan yang cukup menggemparkan. Salah satunya adalah penangkapan para guru oleh Detasemen 88. Detasemen 88 yang biasa bertugas dalam aksi penangkapan teroris sekarang beralih objek kepada para guru yang melakukan “kecurangan”. Kecurangan ini adalah kegiatan memanipulasi jawaban ujian nasional murid-murid mereka. Pertanyaannya apakah para guru ini benar-benar berada pada golongan kriminalitas tinggi sehingga harus ditangani oleh pasukan khusus. Di satu sisi patut diapresiasi upaya pemerintah dalam memberangus kecurangan akademik. Tetapi di satu sisi yang lain perlu timbul pertanyaan kenapa hal seperti ini perlu terjadi. Guru-guru yang ditangkap bukan seperti halnya para joki ujian yang mendapatkan upah sampai jutaan rupiah untuk meluluskan ujian. Tetapi mereka melakukan ini semata mata untuk melihat murid-muridnya lulus ujian. Bila ditelusuri lebih jauh bahkan sudah menjadi rahasia umum bila kecurangan dalam ujian sudah menjadi hal yang biasa. Baik dalam ujian CPNS, UAN, dan lain-lain.

Kasus kecurangan dalam ujian adalah salah satu kasus dimana kebiasaan mencontek menjadi sangat jelas untuk diamaati. Lebih jauh lagi, kebiasaan mencontek terjadi juga dalam kegiatan-kegiatan sekolah lainnya baik mencontek pekerjaan rumah, laporan praktikum dan lain-lain. Dalam hal ini penulis merasa valid untuk mengeneralisir kebiasaan mencontek ini dari kasus dalam ujian terutama ujian nasional. Bila seseorang pelaku pencontekan ditanya tujuan mereka mencontek maka jawaban yang paling umum terjadi tentulah untuk mendapatkan nilai ujian yang baik. Ketika diberi pertanyaan lanjutan kenapa seseorang perlu mendapatkan nilai yang baik. Tentu jawabannya adalah untuk mengokohkan jalan untuk mendapatkan kesuksesan. Dalam hal ini paradigma lama dalam masyarakat kita masih terjadi. Seseorang yang sukses di sekolah maka dapat sukses juga dalam menjalani hidup. Paradigma sempit ini mendefinisikan bahwa sukses dalam hidup dengan variabel sukses di sekolah tentu saja adalah mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Tentu saja seharusnya muncul pertanyaan apakah setelah mendapatkan pekerjaan apa yang bisa dilakukan dengan berbekal pengalaman sekolahnya. Dengan penelusuran pertanyaan tersebut dapat diambil satu titik simpul permasalahan bahwa kebiasaan mencontek bermula dari sebuah konsep yang dinamakan “nilai” secara kuantitatif. Evaluasi dilaksanakan dalam rangka menilai keberjalanan sistem pengajaran maupun penilaian penetrasi kurikulum terhadap peserta didik. Secara umum sistem evaluasi dalam sebagian besar pelaksanaan pendidikan menuntut untuk pelaksanaan evaluasi kuantitatif. Dalam pandangan filosofi positivisme meyakini bahwa kebenaran hanya dapat didekati dengan metode ilmiah. Asosiasi metode ilmiah dan nilai kuantitatif sangatlah kuat.

Kenyataan di lapangan memberikan sebuah analisis bahwa sistem evaluasi yang diterapkan sekarang ini tidak memberikan celah bagi peserta didik untuk membuktikan diri sebagai “seseorang” dengan cara lain kecuali dengan mendapatkan nilai yang baik. Dalam sosiologi, salah satu motif setiap orang untuk berinteraksi adalah untuk mendapatkan penghargaan dari lingkungannya. Dengan kata lain, untuk mendapatkan penghargaan ini harus ditempuh dengan mendapatkan nilai yang baik maka dengan itu dapat dilakukan cara apapun untuk mendapatkan nilai yang baik.

Mari kita bandingkan sistem evaluasi yang dinamakan UAN dengan sistem evaluasi yang dinamakan EBTANAS. Walaupun dalam sistem EBTANAS masih menggunakan evaluasi kuantitatif, tetapi dalam EBTANAS tidak mengenal istilah kelulusan sekolah. Walaupun seseorang peserta EBTANAS mendapatkan nilai yang minim, tetapi masih dapat meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini diperkuat dengan anggapan buruk mengenai peserta didik yang tidak naik kelas, peserta didik yang tidak lulus ujian, maupun peserta didik yang tertinggal dalam pelajaran. Ketika masih menerapkan sistem EBTANAS, koran-koran tidak banyak dipenuhi dengan berita kontroversial seperti halnya ketika sistem UAN dilaksanakan. Inilah analisis “dangkal” untuk membuat kesimpulan bahwa sistem EBTANAS masih jauh lebih baik dari pada sistem UAN. Lebih jauh lagi ketika kita bandingkan sistem evaluasi dalam sekolah formal dengan sistem evaluasi yang diterapkan di pesantren-pesantren tradisional. Pesantren tradisional tidak mengenal pengkelas-kelasan dan justifikasi berdasarkan tingkat kecakapan santri, tetapi murni didasarkan oleh materi yang diberikan. Setiap santri berhak untuk mengikuti kelas manapun dengan tingkat kesulitan apapun dengan sekehendak santri. Pesantren pun tidak mengenal jangka waktu pengajaran ataupun jangka waktu belajar. Setiap santri berhak untuk menentukan apakah dia merasa cukup atau tidak dalam menerima sebuah materi ajar. Keunggulan pesantren tradisional dengan segala kekurangan terutama terkait kesejahteraan adalah dapat menciptakan seseorang dengan totalitas hasrat keilmuan, kesederhanaan, dan orang-orang yang dapat melebur dengan masyarakatnya.

Beralih kembali ke permasalahan kebiasaan mencontek dalam konteks masyarakat ialah tidak adanya penerapan budaya malu dalam mencontek. Pendidik atau guru pada saat terjebak dengan pandangan penerapan budaya malu dengan penerapan mempermalukan. Hal ini terlihat dengan adanya konsekuensi yang biasa diberikan kepada pelaku dengan mempermalukan di depan teman-temannya yang lain atau lingkungan lain atas tindakan mencontek. Penerapan budaya malu lebih kepada upaya brain washing untuk mendoktrin setiap orang bahwa mencontek adalah upaya yang sangat memalukan dan tidak memerlukan sebuah hukuman langsung terhadap pelaku. Setiap orang yang ingin mencontek akan merasa bahwa setiap orang bahkan dirinya sendiri akan mengawasi dan menghakiminya ketika dia mencontek. Suatu ironi hal ini tidak berlaku dalam masyarakat kita yang dikenal dengan mitos masyarakat yang santun, ramah, bermoral dll.
Pandangan di atas menghilangkan faktor individu sebagai sebuah permasalahan seperti pandangan bahwa seseorang mencontek karena ketidaksiapan dalam menghadapi ujian, adanya sifat pemalas pada individu maupun pandangan-pandangan lain yang lebih mengarah pada penghakiman terhadap individu. Hal ini dikarenakan penulis menyepakati sebuah anggapan bahwa bagaimanapun sebuah sistem jauh lebih penting dari pada pelaku sistem itu sendiri, pertama karena pelaku sistem adalah bagian dari sistem itu sendiri dan kedua adalah sebaik-baiknya pelaku sistem pasti akan menyesuaikan diri dengan sistem itu sendiri.