Fitnah secara terminologinya bermakna ujian atau cobaan. Sebagaimana diketahui bahwa kehidupan seorang muslim tidaklah lepas dari fitnah baik berupa fitnah harta, wanita, anak maupun jabatan untuk menguji kualitas keimanan mereka kepada Allah swt, sebagaimana firman Allah swt :
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ ﴿٢
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ ﴿٣
Artinya : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al Ankabut : 2 – 3)Fitnah ini bisa berupa kesenangan atau kesulitan, kemudahan atau kesusahan, kebahagiaan atau kesengsaraan, pujian atau hinaan, sanjungan atau hardikan dan lainnya. Nabi Yusuf as diuji dengan wanita, Yunus as dengan dilempar ke laut dan masuk ke perut ikan, Ayub dengan kehilangan keluarga dan harta bendanya, Muhammad saw dengan harta, kekuasaan, bahkan dengan tuduhan bahwa beliau adalah tukang sihir, orang gila, pemecah belah dan berbagai fitnah berat lainnya.
Dan hal yang serupa pun dialami oleh orang-orang beriman setelahnya meskipun dengan kualitas ujian yang lebih rendah dari mereka, para nabi as, sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya orang yang paling berat ujiannya adalah para nabi kemudian orang-orang setelah mereka kemudian orang-orang setelah mereka kemudian orang-orang setelah mereka.” (HR. Ahmad)
Begitu pula dengan fitnah yang tengah anda alami saat ini dari lingkungan tempat anda bekerja maka janganlah hal itu membuat anda galau, resah, hilang semangat bekerja apalagi berputus asa.
Adukanlah permasalahan yang tengah anda hadapi ini kepada Yang Maha Mengetahui dan Maha Mendegar didalam dzikir-dzikir dan doa-doa anda terutama diwaktu-waktu terbaik untuk berdoa, seperti : antara adzan dan iqomat, saat turun hujan lebat, setetelah mengkhatamkan al Qur’an, saat berbuka puasa dan setelah melaksanakan shalat.
Kalimat-kalimat tasbih, tahmid, takbir, tahlil, dzikir-dzikir yang matsur atau ayat-ayat Al Quran yang senantiasa membasahi bibir anda di setiap keadaan akan membuat hati anda menjadi tenang, tidak dihantui ketakutan, dijauhkan dari kegalauan dan kebingungan karena tidaklah itu semua terjadi kecuali atas kehendak Allah swt.
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’d : 28)
Hal penting lainnya adalah didalam pergaulan, hendaklah anda tetap bersikap seperti biasa terhadap teman-teman kantor anda sekalipun diantara mereka ada orang-orang yang anda yakini ikut menyebarkan fitnah terhadap anda karena islam tidaklah membolehkan membalas suatu keburukan dengan keburukan pula, sebagaimana firman Allah swt :
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ السَّيِّئَةَ نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَصِفُونَ
Artinya : “Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan.” (QS. Al Mukminun : 96)
Adapun tentang kekhawatiran adanya guna-guna dari orang lain terhadap anda maka janganlah membuat anda cemas sehingga menghambat aktivitas anda. Apa yang anda alami saat ini, seperti : hati yang penuh rasa takut, pundak tegang atau perut yang sering sakit bisa jadi adalah efek dari kekosongan hati anda dari dzikrullah. Untuk itu cobalah anda perbanyak dzikrullah dengan dzikir-dzikir harian, istighfar, doa, sebagaimana penjelasan diatas, sesungguhnya inilah ruqyah anda terhadap diri anda sendiri.
Sesungguhnya yang terbaik adalah anda meruqyah diri sendiri dan tidak meminta orang lain untuk melakukannya seperti yang pernah dilakukan Rasulullah saw terhadap dirinya sendiri.
Didalam “Shahih al Bukhori” dari Aisyah berkata,”Rasulullah saw apabila menuju tempat tidurnya dia menghembuskan (nafasnya) ke kedua telapak tangannya dengan (membaca) qul huwaallahu ahad dan dua surat perlindungan (al Falaq dan an Naas) sekaligus lalu beliau saw mengusapkan kedua telapak tangannya itu ke wajahnya juga ke bagian-bagian tubuhnya yang bisa disentuh oleh kedua tangannya.”
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa—didalam “ash Shahihain—disebutkan dari Nabi saw bersabda,”Ada 70 ribu orang dari umatku yang masuk surga tanpa dihisab.” Beliau saw menyebutkan bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak meminta diruqyah …..” Syeikhul Islam lalu mengatakan bahwa mereka—orang-orang yang tidak meminta diruqyah—adalah orang-orang yang tidak meminta orang lain untuk meruqyah mereka. Ruqyah adalah bagian dari doa maka mereka tidak memerlukan orang lain untuk itu.” (Majmu’ al Fatawa juz I hal 182)
Akan tetapi jika memang anda masih merasa memerlukan orang lain untuk meruqyah diri anda maka diboolehkan selama cara-cara ruqyah yang digunakan tidak bertentangan dengan syariat atau tidak mengandung kemusyrikan didalamnya.
Wallahu A’lam
No comments:
Post a Comment