Monday, August 15, 2011

Seperti Puzzle

Seorang perempuan tertatih dengan hatinya yang remuk...hancur hingga jadilah puzzle yang harus disusun kembali.
Waktu terus berlalu, pagi...siang...petang...malam...dan pagi lagi...hari demi hari, belum juga tersusun puzzle itu dengan utuh. Buntu, tak bertemu akhir, minta bantu, tak ada yang membantu bahkan lelaki yang ikut menjatuhkan hati itu menganggap tak ada lagi permainan hati. Si lelaki lelah bermain. Perempuan juga lelah bermain. Tapi masih butuh hati itu biar bertahan hidup. "Game's over" kata si lelaki. Memuncaklah kemarahan perempuan. Dan diserakkan lagi kepingan-kepingan itu... terberai lagi. Semakin hancur.

Dicoba menatanya lagi hingga membentuk hatinya yang utuh. Hati yang dulu begitu indah, tanpa retak, tanpa gompelan, tak lagi menjadi satu hati sempurna. Tak bisa seperti dulu lagi, biarpun puzzle itu disusun sampai terbentuk hati. Retak itu, gompelan itu, tak tertutupi. Permainan hati ini selesai sudah, dengan celah-celah yang perlu diisi lagi dengan perekat cinta biar tampak menyatu utuh. Perekat cinta dari dirinya sendiri. Memang tak seindah dulu. Setidaknya hati itu telah kembali, dijaga dengan baik. Biar tak jatuh lagi, maka tak lagi ada permainan hati.

No comments:

Post a Comment