Tangan, mata, & mulut berlumuran dosa!! ini yang selalu kurasakan. Tipisnya iman pun menjadi pelengkap kebodohan ku, dalam mengarungi kehidupan. Terkadang hati menjadi sangsi kemana langkah nak pergi, kaki ingin sekali berlari tapi hati masih tak dapat mengerti. Aku berjalan dalam malam mencoba untuk menerawang andai aku bisa kebulan dan membuat sebuah lubang mungkin akan kulakukan. Dan kubenamkan semoa kebodohan padanya dan kuharapkan pancaran bulan penuh dengan ke indahan memnyinari setiap sendi2 nadirku biarlah dingin semua relung jiwa yang penuh dosa agar semuanya membeku dalam pancarannya.
Ya aku berharap akan datang jatuhnya bintang dan mulaiku melantunkan sebuah harapan, itu lah filsafah penuh kebodohan melantunkan harapan pada bintang yang jatuh..emmm. Sa't sepi mulai terasa kembali ketika malam semakin menyeruak hanya terdengar suara jangkrik malam. Terasa mencekam kesunyian dalam kesendirian, mulai menggigil terasa diri ketika membayangkan kesendirian dalam kubur. Terhimpit raga tak ada suara hanya gelap yang terasa tak banyak pula yang kubawa amal untuk menjadi teman dalam keterangan. Oh.............mulai kurasakan bisikan2 iblis ketika dia mulai membisikan pada jiwaku, janganlah takut kau dalam kuburmu jika kau ingin terang bawalah lentera duniamu yang gemerlah saat kau dalam diskotik biarlah semuanya bergoyang, jika kau ingin teman bawalah kupu2 malammu rengkuhlah dia dalam kuburmu agar kau merasa kehangatan dalam kesendirian.Gila mulai kurasa saat kubiarkan semuanya terus berjalan, aku mulai lunglai kusandarkan diriku dalam sebuah pohon kurebahkan diri.
Dan kubenamkan jiwaku kembali dalam khayal, aku semakin takut dan menggigil ketika bisikan2 itu mulai muncul kembali. Aku semakin ngeri ku cari tempat berlindung dan bersembunyi tapi bisikan itu semakin jelas. Menggidik bulu romaku seperti saat ku tulis kalimatku, aku pun berlari menjauh untuk pergi mencari tempat yang tinggi berharap untuk tak dapat direngkuhnya kembali.
Ya semakin ku berlari suara itupun semakin jelas kudengar, aku bingung dalam ketakutan. Aku tersungkur dalam pelarian detak jantung terasa merhenti ketika langkah mulai terasa semakin mendekat. Ku tak berani memandang, kubenamkan jiwa dalam2. Kupejamkan mata dalam2 berharap tak akan melihat sebuah kenyataan. Tapi ketika jiwa mulai terasa dingin menggigil kurasakan hangat sebuah sentuhan menarik jiwaku melepas ketakutan terdengar bisikan bukalah matamu hadapi kenyataan. Perlahan mata mulai kubuka kuliat sedikit demi sedikit putih tampak cahanya mulai menyeruak dalam pelupuk mata. Semakin jelas kulihat dan semakin jelas kurasakan sebuah keindahan ketika dalam kesadaran mulai di ajarkan dan di perdengarkan padaku tentang Ayat2 suci Al-Qur'an.
No comments:
Post a Comment