Sepi hari kurasakan, kurebahkan diri dalam kelimbungan. Hanya untuk melepaskan penatnya jiwa, Berjuta pikir mulai menggelantung dalam hati, seolah enggan untuk melepas sendiri. Jiwaku bagaikan dedaunan yang lambat laun akan kemuning karena waktu. Galauku membawa diri seolah jatuh tak berarti, bagaikan daun yang jatuh melayang terterpa angin senja.
Detik waktu terus bergulir menusuk jiwa yang semakin bimbang. Seolah tak perduli kapan akan semuanya dapat terselesaikan. Kegelisahan kian terasa ketika jiwa jiwa mulai menghadap padaNya. Sesal dan ketak berdayaan mulai tampak jelas mematahkan setiap sendi dan melumpuhkan seluruh saraf. Air mata mulai terasa memberatkan kelopak mata, terasa hangat menitik mengalir dalam ngarai-ngarai lekuk keriput pipi.
Detik waktu terus bergulir menusuk jiwa yang semakin bimbang. Seolah tak perduli kapan akan semuanya dapat terselesaikan. Kegelisahan kian terasa ketika jiwa jiwa mulai menghadap padaNya. Sesal dan ketak berdayaan mulai tampak jelas mematahkan setiap sendi dan melumpuhkan seluruh saraf. Air mata mulai terasa memberatkan kelopak mata, terasa hangat menitik mengalir dalam ngarai-ngarai lekuk keriput pipi.
No comments:
Post a Comment