Suatu hari ketika ulama besar bernama Al-Imam Al-Faqih Abu Lais tengah berjalan-jalan di dekat kota Bashrah, berkumpullah sekelompok orang di dekat beliau, mereka datang mengajukan satu pertanyaan…imam..kami ingin bertanya di dalam Al-Qur’an itu Allah SWT menjelaskan Ud’uni Astajiblakum (berdo’alah kepada Ku maka akan Aku jawab do’a mu, mintalah kepada Ku akan Aku kabulkan permintaan mu) itu dan begitu janji Allah dalam Al-qur’an. Kami (mereka) sudah lama berdo’a kepada Allah, kenapa sampai sekarang do’a kami belum dikabukan, katanya jika kamu berdo’a maka akan aku kabukan..itu janji Allah, pagi siang, sore, malam..terus berdo’a, tapi nyatanya do’a kami sampai sekarang belum dikabulkan…ini bagaimana Imam ? apa Al-Qur’an salah, apa Tuhan pura-pura tidak dengar atau do’a kami terbalik….sebenarnya sepele aja ini, do’a tidak di dengar oleh Allah, permohonan tidak dikabulkan oleh Allah, tapi sebenarnya kalau kita mau merenung “kemalangan apa yang paling besar dalam kehidupan ini, selain dari pada kalau permohonan dan do’a kita sudah tidak dihiraukan oleh Allah” artinya hidup sudah tidak diopeni/tidak dihiraukan oleh Allah.
Menanggapi pertanyaan ini Imam Al-Faqih Abu Lais tersenyum kemudian berkata: “tuan-tuan tahu kenapa do’a tuan-tuan tidak mau dijawab, permohonan tidak dikabulkan, ‘tidak tahu”. Allah sudah tidak memperdulikan tuan-tuan ini” mereka menjawab: kami tidak tahu tuan, karena itu kami bertanya” Al-Imam Al-Faqih mengatatakan:
"Begini..hati tuan-tuan itu mati, dari hati yang mati cenel tidak nyambung kepada Allah, maka bagaimana mungkin do’a tuan-tuan dikabulkan ? hati mu mati..pantai kalau permohonan tidak dipenuhi, pemintaan tidak dikabulkan, do’a tidak dijawab".
Dari hati yang mati ini getaran tidak akan sampai ke Hadratullah Azza Wajalla, nah..ini juga penyakit yang harus kita waspadai, tatkala hati mati, jasad masih hidup, artinya jadilah kita bangkai berjalan di hadapan Allah swt. Sementara kita disibukkan dengan menggali berbagai macam jenis obat penangkal penyakit dzahir, dan kita kurang perhatian mencari obat penangkal penyakit banthin yang kalau diserang penyakitnya menghacurkan kehidupan abadi diakhirat nanti.
Perkembangan ilmu kedokteran, nyata benar diikuti dengan perkembangan jenis-jenis penyakit, makin maju ilmu kedokteran makin modern penyakit, dulu kita tidak kenal yang namanya aids, tidak kenal kencing manis, lever.Kemudian mereka bertanya lagi: “yang menyebabkan hati kami mati apa Imam?” beliau menjawab :
Pertama :
Yang menyebabkan hati mu jadi mati, kamu kenal benar kepada Allah, tapi haknya untuk disembah, kewajiban untuk menyembah, tidak pernah kamu laksanakan, bagiamana Allah tidak akan jauh dari kita, kalau kita tidak mendekat, melakukan pendekatan, dan pendekatan kepada-Nya hanya bisa kita lakukan melalui jalur kegiatan ritual ibadah, Allah akan terlalu jauh apabila kita hanya membicarakannya lewaf filasafat dan renungan yang mendalam, tapi Allah akan dekat dan terasa hadir dalam hidup apabila kita dekati dengan pelaksanaan ibadah kepadanya. Tanpa pendekatan Allah akan menjauh.
Oleh sebab itu logika mengajarkan kepada kita berpayah-payah dulu, Inna ma’al Yusri Yusra (dibalik kesulitan, menunggu kemudahan), nikmat akan terasa, kelezatan hidupan baru akan terasa seelah kita jerih payah, bantin tulang, peras keringat.
Kedua,
Kamu baca Al-Qur’an, tapi ajarannya tidak pernah kamu amalkan, kamu baca Al-Qur’an tapi isinya kamu injak-injak, sehingga ada peringatan dari Rasul SAW. beliau bersabda :
Tiga peringatan keras, yang merupakan gejalan penyakit kita umat Islam, diperingatkan oleh Nabi kita:
Pertama :
Apabila umat ku telah mengagung-agungkan dunia, apabila umat ku telah jatuh menjadi umat yang materialistic, segalanya diukur dari sudut keduniaan saja
Maka akan dicabutlah dari mereka kehebatan Islam, hilang kehebatan Islam apabila kita jautuyh menjadi umat pengagung dunia, penyembah materi, keberadaan kita tidak dihargai orang. Orang memandang kita remah saja, karena kita menjadikan dunia tujuan, padahal dunia hanya alat, materi cuma alat, harta cuma alat.
Yang kedua:
“Apabila telah ditinggalkan amar ma’ruf dan nahyi munkar, maka hilanglah keberkahan wahyu” ini ada hubungannya dengan kita…kita baca al-Qur’an tapi kita tidak amalkan isinya, bagaimana hati tidak menjadi mati. Amar ma’ruf dan nahi munkar ditinggal orang…hilang keberkahan wahyu, pada saat itu boleh jadi Al-Qur’an ada, tapi cuma tinggal tulisan saja, Islam ada, tapi tinggal hanya nama saja, di seminarkan, di muktamarkan, tapi tidak pernah dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari.
Peringatan ketiga dari Nabi :
Apabila umat ku sudah saling berbantahan, apabila umat ku sudah saling caci memaki, Jatuhlah mereka dalam pandangan Allah SWT.
Maka kita kembali kepada persoalan, hal kedua yang menjadikan hati jadi mati
Kita baca Al-Qur’an, tapi ajaran nyaris tidak kita amalkan di dalam kehidupan kita, akibatnya hati lalu jadi mati…itu yang kedua.
Yang ketiga, yang menyebabkan hati menjadi mati dan do’a tidak terjawab.
Kamu mengaku, kamu memproklamirkan diri sebagai umatnya Nabi Muhammad, tapi sunnahnya tidak pernah kau amalkan, malah perkambangan terakhir bukan mengamalkan sunnah, malah mengingkari sunnah (inkar sunnah.
Bagiaman hati tidak menjadi mati apabila tiap hari kita proklamirkan diri sebagai umat nabi Muhammad sementara sunnahnya kita campakkan dan kita ingkari. Padahal jikalau sekarang kita mengenal Islam, jikalau kita sekarang mengerti, tahu halal haram, bisa memilih antara yang ma’ruf dan yang munkar, itu semua karena jasa Nabi Muhammad SAW. Yang dari generasi ke generasi, dilanjutkan oleh para sahabat, oleh tabi’in, oleh tabi’in tabi’in, terus oleh para ulama-ulama sampai kepada kita sekarang ini. Walaupun beliau berfungsi sebagai penyampai tapi keperibadiannya dijadikan model oleh Allah SWT di dalam kita melaksanakan kehidupan beragama.
Di dalam diri Rasulullah itu, terdapat suri tauladan yang baik bagi kita, Oleh karena itu, pada pertemuan kali ini, apabila kita konsekuen mengaku umat Nabi Muhammad, mari konsekuen juga menegakkan sunnahnya.
Keempat : yang menyebabkan hati menjadi mati dan do’a tidak dikabulkan:
Tiap hari kamu makan nikmat Tuhan Mu, tapi kamu tidak mau bersyukur kepada-Nya kepada Allah SWT.
Tidak pernah sehari dan sesaat pun terlepas diri dan hidup ini dari nikmat-nikmat yang diberikan Allah, sejak kita tidur, bangun, dan tidur kembali bahkan tidur itu sendiri, di pasar, di sawah, di kantor, dimanapun kita berada tidak pernah nikmat Allah berhenti. Hidup kita di alam ini, diberikan kita fasilitas untuk menunjang kehidupan, tidak pernah Allah pasang pajak matahari, tidak pernah Allah pasang pajak gas udara. Nikmat-nikmat yang banyak itu, tiap hari kita nikmati, tapi kita tidak pandai bersyukur, padahal Allah swt memberikan peringatan keras dalam hadits Qudsinya.
Siapa yang tidak mau bersyukur terhadap nikmat yang Aku berikan kepadanya, dan tidak mau bersabar tehadap ujian yang Aku berikan kepadanya, silahkan keluar saja dari kolom langit ini, dan cari Tuhan selain Aku.
Diusir oleh Allah, kalau orang tidak mau bersyukur terhadap nikmat yang Aku berikan, dan tidak mau bersabar terhadap ujian yang aku timpakan, keluar dari kolom langit Ku, keluar…cari Tuhan selain Aku.
Diusir kita oleh Allah…kalau kita diusir dari Jakarta, kita masih boleh pindah ke Malang, diusir kita dari Malang boleh pindah ke Bandung, diusir kita dari Indonesia, bisa pindah ke singapur, Malaysia, diusir kita dari kolom langit, mau cari langit dimana.
Nikmat yang kamu makan, nikmat dari Ku, tapi kepada Ku kamu tidak bersyukur, keluar…keluar dari kolom langit Ku…dan cari Tuhan selain Aku.Wajar…dulu kita tidak ada, sekarang ada…nikmat, susunan biologis manusi kita demikian cantik…nikmat, tinggal di bumi, fasilitas yang kita perlukan disediakan tinggal kemampuan kita mengelolanya…nikmat, diberikan kita otak yang membedajkan kita dengan binatang…nikmat, diberikan kita agama, diutus para Rasul untuk menjadi model dalam kehidupan kita…nikmat. Bukan cuma syukur dalam ucapan, tapi juga syukur dalam perbuatan, banyak nikmat yang diterima, makin banyak dia sujud, makin banyak rukuk, makin banyak dia mengdakan pendekatan kepada Allah. Syukur dalam artian tindakan dan perbuatan, mempergunakan nikmat sesuai dengan kehendak yang memberikan nikmat itu sendiri kepada kita
Ini adalah penyakit yang keempat, kamu makan nikmat Tuhan mu, tapi kamu tidak pandai bersyukur kepada-Nya, bagaimana hati tidak jadi mati, dan do’a tidak dijawab.
Penyakit kelima sampai sepuluh, bisa kita jelaskan pada tulisan berikutnya, bahwa do’a kita tidak dijawab, dan hati kita mati dapat disimpulkan bahwa :
- Kita kenal Allah, tapi kita tidak mau memenuhi haknya
- Kita baca Al-Qur’an tapi kita tidak mau mengamalkan ajarannya
- Mengaku sebagai umat Nabi Muhammad, tapi engga melaksanakan sunnahnya
- Tiap hari kamu makan nikmat Tuhan Mu, tapi kamu tidak mau bersyukur kepada-Nya kepada Allah SWT.
Semoga kita tidak termasuk pada golongan yang empat tadi…amien, dan semoga Allah senantiasa memelihara diri kita, iman kita sehingga kita selalu pandai bersukur kepada-Nya. Wallahu a’lam bi al Showab.
No comments:
Post a Comment