Banyak Perempuan Bermasalah dengan Tulang Belakang, simak pembahasannya berikut ini...
Farida, 38 tahun, sudah lama merasakan nyeri dan ngilu di sekitar bahunya. Awalnya ia mengira nyeri itu disebabkan cedera otot atau lelah biasa. Dia pun mengabaikan keluhan tersebut. Namun makin lama, nyeri tadi semakin hebat dan menjalar ke seluruh tangan kirinya. Ia sudah mencoba berbagai salep pereda nyeri, namun hanya menolong sesaat. Saat nyeri menghebat, biasanya disertai rasa lemas di sekujur tubuh. Ia pun tak mampu menggerakkan anggota badannya. Jika usai melakukan aktifitas fisik yang berat, rasa nyeri dan lemas itu bahkan disertai dengan sesak/kesulitan bernafas.
Setiap datang ke rumah-sakit, Farida selalu diduga menderita gangguan jantung atau paru-paru. Tetapi hasil pemeriksaan kedua organ tsb dinyatakan normal. Setelah mengalami rawat-inap, barulah ia diperiksa lebih intensif dan menjalani serangkaian analisa syaraf. Ia menjalani rontgen tulang, MEG, dan MRI. Dari sana diketahui bahwa ia mengalami masalah di tulang belakang area servical (atas/leher).
Ada lagi Diana, 27 tahun. Ibu muda ini mengalami keluhan tulang belakang bagian bawah (lumbal/pinggang) karena sebab kecelakaan. Ia pernah jatuh dari motor beberapa tahun yang lalu. Saat itu ia sudah menjalani penanganan medis lengkap dan terapi tradisional. Namun beberapa tahun kemudian, ia merasakan nyeri luar biasa di daerah pinggang dan punggungnya. Panas yang menjalar dan nyeri hebat itu membuatnya tak mampu duduk atau berjalan. Padahal dari sisi penampilan, tak ada yang mengira bahwa dia sedang sakit.
Setelah menikah dan punya anak, keluhan tersebut semakin sering ia rasakan. Dokter ahli sampai menyarankan supaya dia tidak usah hamil lagi.
Oncy (29) yang masih gadis juga mengalami nyeri di pinggang. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan syaraf dan terapi alternatif, baru diketahui bahwa ia memiliki panjang panjang kaki kiri-kanan yang berbeda. Ternyata perbedaan panjang kaki itu berpengaruh terhadap posisi tulang-belakangnya.
Belakangan ini, makin banyak perempuan--khususnya ibu-ibu-- yang menderita penyakit yang berhubungan dengan tulang belakang. Ruang-ruang fisioterapi untuk syaraf tulang belakang makin dipenuhi oleh para perempuan.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Penyakit yang berhubungan dengan tukang belakang ini memang lumayan membingungkan dari sisi penyebabnya. Sebagian besar keluhan dikarenakan penderita pernah mengalami kecelakaan/jatuh. Namun sebagian penderita mengalaminya karena beberapa sebab lain.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kerusakan tulang-belakang itu seringkali berupa tindakan-tindakan sederhana namun keliru. Karena ketidakpahaman, kekeliruan itu dilakukan berulang-kali selama bertahun-tahun khususnya oleh para perempuan.
Berikut beberapa penyebab kerusakan tulang-belakang yang sering terjadi:
1. Sering melakukan posisi membungkuk ke bawah (100° atau lebih).
Gerakan ini membuat tukang belakang mengalami penekukan secara ekstrim.
Contoh gerakannya: menyapu/mengepel kolong, menuntun bayi belajar berjalan, mengambil benda di posisi rendah/jatuh.
Bayangkan berapa kali dalam sehari kita melakukan gerakan ini, bahkan tak jarang beberapa gerakan sekaligus (misalnya menyapu sambil menggandeng balita).
2. Rutin melakukan kegiatan di salah satu bagian tubuh (kiri/kanan) secara tidak seimbang.
Gerakan ini membuat pada tekanan tulang-belakang tidak sama. Lambat laun akan mempengaruhi arah pembengkokan tulang-belakang.
Contoh : membawa tas selalu pada bahu kiri, posisi favorit menyusui menghadap ke kanan, dsb.
3. Sering duduk tidak dengan posisi ideal.
Biasanya perempuan dengan pekerjaan rutin yang mengharuskan duduk, punya posisi duduk favorit. Namun jika posisi duduk favoritnya tidak ideal, bisa mengakibatkan pembengkokan tulang-belakang. Masalahnya selain bisa terjadi di area pinggang/punggung, juga di area leher/bahu.
Contoh : karyawati kantor, penjahit, pengrajin, tukang ojek, dsb.
4. Sering mengangkat/menahan beban berat dengan posisi tubuh tidak proporsional (membungkuk, miring, tergesa-gesa, dsb).
Contoh : menggendong, mengangkat ember air/pot tanaman, mendorong motor, dsb.
5. Jarang berolah-raga
Perempuan apalagi ibu-ibu jarang menyempatkan diri berolah-raga. Umumnya hanya tahu bahwa berolah-raga itu bisa membantu mengurangi obesitas.
Padahal olah-raga juga membantu menjaga kepadatan tulang. Ia juga membantu menjaga kebaikan posisi tulang-belulang.
6. Obesitas
Kebanyakan perempuan mengalami peningkatan berat badan setelah melalui usia 30 tahun atau setelah menikah/melahirkan.
Obesitas yang keterlaluan akan memaksa tulang-tulang ---termasuk tulang belakang--- untuk bekerja lebih keras menopang berat tubuh. Lambat laun terjadi pergeseran atau perubahan bentuk/arah tulang sehingga menekan syaraf-syaraf halus yang bersliweran di antaranya.
7. Pola makan tidak sehat
Pola makan yang tidak sehat selain memicu obesitas juga tidak memberi nutrisi bagi kesehatan dan regenerasi sel-sel tulang. Padahal semakin bertambah usia, kebutuhan sel akan nutrisi juga meningkat.
Nutrisi untuk tulang terbaik didapatkan dari hasil laut semisal kulit udang, kulit teripang, teri, dan ikan laut (bukan dari susu, apakagi susu sapi).
8. Olah-raga ekstrim tanpa pemanasan
Pilih olah-raga yang sesuai dengan usia. Jika sudah di atas 30-35 tahun, pilihlah low-aerobik, jogging ringan, atau bersepeda lambat. Berenang juga sangat baik. Peran gelombang air dan gravitasi membantu melakukan pemijatan lembut pada otot dan traksi/perenggangan alamiah pada tulang.
Sehingga bisa memperbaiki posisi tulang dan merelaksasi syaraf.
9. Jatuh/kecelakaan
Bagi yang pernah jatuh meski sekedar terpeleset, ada baiknya melakukan penanganan terapi perbaikan tulang semacam kiropraksi, akupunktur. Ini untuk menghindari tulang dari kesalahan posisi yang bisa menekan syaraf
10. Fisiologis awal
Sebagian orang ada yang mempunyai problem sejak lahir. Kasus yang dialami Onci pada contoh di atas adalah salah satunya. Kadang seseorang tidak sadar bahwa ia mengalami kelainan secara fisiologis. Contoh lain: ketika duduk baru diketahui orang lain bahwa posisi duduknya tidak hampir 90°, ujung tulang ekornya hampir lekat dengan tulang pangkal paha, dsb
Demikian beberapa faktor yang bisa menimbulkan masalah pada tulang-belakang. Semoga belum terlambat bagi kita untuk lebih memahami sekaligus menghindari sebab-sebab di atas.
Menjaga kesehatan tulang-belakang memang ribet, tapi ia adalah investasi penting di hari tua.
Wallahu'alam bish showab,
No comments:
Post a Comment