Cari Sensasi atau Kejar Prestasi?
Cari sensasi atau prestasi? Apa itu sensasi? Pernahkah Anda membuat sensasi? Bagaimana perasaan Anda ketika membuat sensasi? Apa itu prestasi? Apakah Anda punya prestasi yang bisa Anda banggakan?
Apa itu Sensasi?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sensasi berarti sesuatu hal yang merangsang emosi, menggemparkan, juga bisa berarti keonaran. Sensasi juga bisa berarti sesuatu hal baru, unik, dan nyentrik yang dilakukan oleh seseorang dan mendapat respon dengan sebuah perasaan tak terbayangkan dan membuat orang lain penasaran. Sebagai contoh, seorang artis wanita membuat sensasi dengan melakukan sesuatu hal dianggap “gila” oleh orang lain. Misalnya mencukur habis rambutnya sampai botak. Atau seorang pejabat yang membuat sensasi dengan mengeluarkan sebuah pernyataan yang kontroversial dan asing bagi masyarakat sehingga menimbulkan pro dan kontra dalam kehidupan masyarakat. Pertanyaannya, kenapa mereka membuat sensasi? Apa gunanya sebuah sensasi? Sensasi dilakukan atau dibuat untuk mendapat respon atau tanggapan dari orang lain. Seseorang yang membuat sebuah sensasi biasanya akan merasa senang, terkenal, hebat, dan berharga ketika sensasi yang dia buat di respon atau ditanggapi oleh orang lain. Terlebih jika sebuah sensasi yang dibuat tersebut terkenal dan menjadi bahan bincang banyak orang, si pembuat sensasi pasti akan merasa sangat senang dan puas. Semuanya dilakukan hanya untuk tujuan mendapat kesenangan dan kepuasan diri si pembuat sensasi.
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup berdampingan dan menjalin hubungan dengan manusia-manusia lain. Seorang manusia tidak bisa hidup tanpa berkomunikasi dan bantuan dari manusia yang lain. Dalam kehidupannya, manusia senantiasa akan selalu membutuhkan bantuan dari manusia lain.
Seorang bijak pernah berkata, "Everyone wants to be seen". Setiap orang ingin dilihat. Dilihat oleh dunia, dianggap, dan diakui keberadaannya. Mungkin sudah sifatnya, karena manusia adalah makhluk sosial, bukan antisosial. Mungkin juga karena sifat dasar itulah, manusia mencari sensasi. Karena menurut mereka, dengan sebuah sensasi, mereka akan dilihat, dianggap, dan diakui keberadaannya oleh manusia-manusia lainnya.
Apa itu Prestasi?
Menurut Wikipedia, kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yang berarti hasil usaha. Prestasi diperoleh dari usaha yang telah dikerjakan. Prestasi bisa dicapai dengan kemampuan intelektual, emosional,dan spiritual, serta ketahanan diri dalam menghadapi situasi segala aspek kehidupan. Prestasi terbagi kedalam dua jenis, yaitu:
Prestasi akademik. prestasi akademik adalah prestasi resmi yang mendapat pengakuan dari lembaga atau organisasi terkait yang dicapai dalam dunia akademik. Misalnya, prestasi mendapat peringkat pertama di kelas atau di sekolah, atau mendapat gelar sarjana dengan peringkat cumlaude.
Prestasi non akademik. Prestasi non akademik adalah prestasi tidak resmi yang dicapai selain atau bukan dalam bidang akademik. Misalnya, juara lomba menulis di blog, atau juara lomba azan dan mengaji antar desa.
Sensasi dan Prestasi, Apa Bedanya?
Seperti yang telah saya paparkan diatas, sensasi adalah suatu hal yang dilakukan untuk kesenangan dan kepuasan ketika mendapat respon atau tanggapan dari orang lain. Sensasi tidak bersifat resmi atau akademik. Sensasi dilakukan oleh seseorang sebagai bentuk ekspresi diri si pembuat sensasi.
Lain halnya dengan prestasi, prestasi adalah hasil yang diakui yang dicapai setelah melakukan sesuatu kegiatan atau perlombaan. Prestasi bersifat historis dan resmi, artinya seseorang yang mendapat prestasi akan dikenang karena kehebatannya dalam membuat prestasi tersebut.
Yang paling penting, prestasi bisa atau patut dibanggakan. Karena prestasi adalah hasil dari sebuah kerja keras. Tidak seperti sensasi yang hanya dianggap cari perhatian semata.
Apa itu Pecundang?
Menurut arti kata, pecundang adalah orang yang kalah dalam sebuah pertandingan atau perlombaan. Pecundang dalam arti luas adalah orang yang kalah dalam sesuatu hal yang dia lakukan dalam hidupnya. Pecundang adalah orang yang lemah. Pecundang tidak mampu bangkit, mereka hanya bisa menggerutu, menyesali, mengumpat, dan terpuruk dalam kekalahannya.
Cari Sensasi adalah Pecundang?
Mencari sensasi adalah pecundang? Tentu saja. Kembali ke awal, kenapa saya menulis "pecundang yang hanya mencari sensasi"? Karena menurut saya, memang hanya seorang pecundang yang hanya mencari sensasi. Mungkin Anda tidak setuju dengan pendapat saya, namun tak mengapa, saya terima ketidaksetujuan Anda.
Pecundang akan malu dan menutupi kekalahannya. Mereka tidak ingin orang lain tahu bahwa mereka telah kalah dalam hidup. Pecundang akan membuat tameng pelindung untuk mengalihkan perhatian orang lain terhadap kekalahannya dengan sesuatu hal lain yang instan, menghebohkan, tanpa memerlukan kemampuan khusus yang membuat dia terlihat "hebat" dan "membanggakan". Jalan satu-satunya adalah sensasi. Ya, sensasi bisa membuat pecundang terlihat hebat dan membanggakan.
Apa itu Pemenang?
Pemenang adalah orang yang menang. Lain halnya dengan pecundang, pemenang tidak seperti pecundang. Pemenang memenangi aksi dan reaksi dalam setiap kesempatan dan peluang yang datang dalam hidupnya.
Seorang pemenang bukan yang tidak pernah kalah. Namun dia tahu bagaimana mengambil sikap atas kekalahannya. Pemenang tidak mudah terpuruk dalam kekalahan, mereka mau bangkit, mencoba lagi, lagi, dan lagi. Tanpa menyesal, tanpa menggerutu, atau bahkan mengumpat menyalahi keadaan dan meratapi nasib.
Kejar Prestasi adalah Pemenang?
Mengejar prestasi adalah tujuan para pemenang. Seseorang yang berprestasi layak disebut pemenang. Kenapa? karena prestasi didapat dari hasil kerja keras dan pengorbanan. Kerja keras dan pengorabanan adalah ciri-ciri seorang pemenang. Pemenang akan dan terus mengejar prestasi, bukan hanya sekedar mencari sensasi. Pemenang mengganggap sensasi adalah hal yang tidak berguna dan tidak bisa dibanggakan.
Pilih Prestasi atau Sensasi?
Pilih sensasi? Boleh saja. Semua orang mungkin akan ingat bahwa seseorang pernah membuat sebuah sensasi. Namun itu tidak bertahan lama, hanya sebatas hiburan semata. Orang akan lupa dengan sendirinya, karena menurut saya itu adalah hal percuma dan tidak berharga. Lain halnya dengan prestasi yang diraih atau diukir oleh seseorang. Orang-orang akan mengingat dan mengenang prestasi yang diukir oleh para pemenang.
Ada sebuah cerita, seorang pelajar atau mahasiswa membuat sebuah prestasi dengan melakukan sebuah percobaan atau penelitian. Seringkali mahasiswa tersebut mengalami kegagalan dalam riset atau percobaannya. Berbagai komentar dan tanggapan muncul dari teman-teman serta dari para dosen.
Ada sebagian teman yang mendukung dan menyarankan mahasiswa tersebut untuk terus melakukan riset dan percobaannya, namun ada sebagian “teman” lainnya yang berkomentar miring terhadap penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut. Mereka menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut adalah hal yang sia-sia dan buang-buang waktu. Namun, si mahasiswa yang berjiwa pemenang tersebut tetap bersikukuh dan melanjutkan penelitiannya tersebut.
Akhirnya, setelah melakukan beberapa pengkajian ulang dan perbaikan mahasiswa tersebut berhasil menemukan sebuah inovasi baru yang berguna untuk bidang pendidikan dari hasil penelitiannya. Inovasi tersebut diperkenalkan kepada para pejabat kampus hingga mendapat pengakuan serta meraih penghargaan dari pemerintah.
Lucunya, setelah apa yang dilakukan dan dicapai dan diraih oleh “sang pemenang” tersebut, beberapa “pecundang” yang tadinya berkomentar miring datang kepadanya sambil berkata, “Kami meremehkan kamu dulu untuk memotivasi kamu”.
***
Sekian pembahasan saya tentang pecundang dan pemenang dalam artikel saya pada kesemapatan kali ini, semoga artikel ini bermanfaat bagi saya pribadi dan bagi kita semua. Amiin. Terima kasih atas kunjungan Anda, wassalam.
No comments:
Post a Comment